![]() |
Ilustrasi aksi tenaga honorer memperjuangkan nasibnya di Jakarta beberapa waktu lalu. (rs-infoblora) |
JAKARTA. Pasca pengumuman CPNS jalur K-2 yang telah dinyatakan lolos pada awal Februari lalu yang diduga banyak adanya kecurangan berupa SK pengabdian aspal (asli tapi palsu). Sampai saat ini para aktivis
Forum Honorer Indonesia (FHI) terus melakukan pengumpulan data tenaga
honorer kategori dua (K2) yang diduga aspal atau bodong tersebut di sejumlah daerah.
Data yang ditemukan akan dikumpulkan per daerah dan dijadikan satu untuk diserahkan
langsung ke Badan Kepegawaian Negara (BKN) di Jakarta sebagai lembaga yang
menerbitkan Nomor Induk Pegawai (NIP).
Data tidak diserahkan ke pemerintah daerah (Pemda) melalui
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) karena mereka tidak lagi percaya lagi kepada
pejabat di daerah dalam urusan validasi data honorer ini.
"Kami tidak mau menyerahkan ke kepala
BKD atau pejabat daerah karena nanti tidak ditindaklanjuti," terang Anas
Mutaqqin, salah seorang pentolan FHI asal Blora, Jawa Tengah itu kemarin (18/3).
Dijelaskan, dari data sementara yang
sudah masuk, pemalsuan data sebagian melibatkan Kepala BKD. Modusnya,
dengan markup masa kerja agar masuk kualifikasi sebagai tenaga honorer
K2.
Ketua Dewan Pembina FHI Hasbi
menambahkan, pihaknya mengimbau seluruh honorer yang menemukan data
palsu agar segera menghimpunnya lewat Korwil FHI, yang selanjutnya
diteruskan ke BKN. (rs-infoblora | kontributor : sam/esy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.