INFOBLORA.ID - Aktivitas lapak thrifting atau penjualan pakaian bekas di Kabupaten Blora masih terus bergeliat. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pernyataan terbaru dari pejabat Kementerian Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyoroti bisnis thrifting karena diduga memasarkan banyak barang impor ilegal dan dinilai merugikan industri sandang dalam negeri. Pemerintah pusat bahkan berencana melakukan penertiban besar-besaran.
Namun demikian, geliat bisnis thrifting di Blora tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda meredup. Ketua Paguyuban Pedagang Thrifting Blora, Heri, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan lapak thrifting yang berlangsung pada 20–26 November di GOR Mustika Blora tetap berjalan lancar dan diminati warga.
Menurut Heri, barang-barang yang dijual para pedagang memang beragam, mulai dari pakaian, kaus, celana, sepatu hingga aksesori. Ia mengakui ada sejumlah barang impor, tetapi merupakan stok lama, bukan barang baru hasil impor langsung.
“Barangnya dari Surabaya dan Jakarta. Tergantung pedagang ambil dari mana. Jadi tidak impor sendiri,” jelasnya.
Sebanyak 20 pedagang ambil bagian dalam gelaran tersebut. Mereka merupakan pelaku UMKM dari berbagai daerah seperti Rembang, Blora, dan wilayah sekitarnya. Heri menegaskan bahwa paguyuban pedagang thrifting yang ia pimpin tidak terpengaruh oleh sentimen negatif yang berkembang di tingkat pusat.
“Kami tak terpengaruh Pak Menteri. Ini barang-barang stok lama. Kami hanya menghabiskan,” ujarnya.
Heri menambahkan, lapak thrifting yang dikelola paguyubannya digelar beberapa hari di Blora sebelum berpindah ke kota lain.
“Di Blora setahun empat kali ini,” tambahnya.
Meski begitu, antusiasme masyarakat disebut mulai mengalami penurunan. Pada awal tahun kunjungan pembeli relatif ramai, namun belakangan mengalami penurunan karena banyaknya acara sejenis yang diselenggarakan paguyuban lain.
“Seperti kemarin beberapa waktu lalu di Blok T, itu bukan dari kita,” ujarnya.
Harga barang thrifting di lapak tersebut cukup bervariasi, mulai dari Rp10 ribu, Rp25 ribu, Rp35 ribu, hingga ratusan ribu rupiah untuk item tertentu seperti sepatu. Untuk menarik minat pengunjung, panitia memberikan kupon undian bagi setiap pembelian di atas Rp50 ribu. Kupon tersebut akan diundi pada hari terakhir acara dengan hadiah berupa barang elektronik.
Meski tengah disorot pemerintah pusat, bisnis thrifting di Blora masih menunjukkan napas kuat dengan dukungan pedagang lokal serta minat belanja masyarakat yang tetap stabil.


0 komentar:
Posting Komentar