INFOBLORA.ID - Salah satu putri terbaik kelahiran Blora, Prof. Dr. Fajar Astuti Hermawati, resmi dikukuhkan sebagai guru besar Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Selasa (16/9/2025).
Pengukuhan ini mendapat apresiasi langsung dari Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, M.Si yang turut hadir dalam acara tersebut. Arief menyampaikan rasa bangga karena Prof. Fajar merupakan kakak kelasnya semasa di SMAN 1 Blora.
“Selamat, ini luar biasa. Putri asli Blora yang lahir di tengah hutan bisa dikukuhkan sebagai guru besar. Pencapaian ini membanggakan warga Blora dan menginspirasi generasi muda,” ungkap Bupati Arief.
Tampak hadir pula Kepala Bappeda Blora, Mahbub Junaidi. Arief menambahkan, Prof. Fajar yang merupakan alumni SMAN 1 Blora angkatan 1991 pernah melakukan penelitian di Blora pada 2016, 2017, dan 2019. Ia berharap pengukuhan ini menjadi pintu awal kerja sama konkret antara Untag Surabaya dan Pemkab Blora.
“Pemkab Blora siap bekerja sama dalam pengembangan SDM. Apalagi Blora punya program Satu Desa Dua Sarjana dan beasiswa bagi warga tidak mampu namun berprestasi. Saat ini sudah ada sekitar 50 perguruan tinggi menjalin kerja sama dengan Pemkab Blora, dan kami ingin menggandeng Untag Surabaya,” lanjutnya.
JEJAK PENDIDIKAN DAN PERJALANAN HIDUP
Prof. Fajar lahir di Blora pada 10 September 1972, dan menghabiskan masa kecilnya di Kelurahan Kedungjenar. Ayahnya, Suherman, seorang guru SD, mendorong penuh pendidikan anak-anaknya.
Ia menempuh pendidikan dasar di SD Jetis 2 hingga kelas 3, lalu pindah ke SDN Kedungjenar hingga lulus. Semasa di SMPN 1 Blora, ia aktif berorganisasi, pernah menjadi sekretaris OSIS dan ketua regu pramuka, bahkan mewakili sekolah pada Jambore Nasional 1981 di Cibubur.
Saat di SMAN 1 Blora, Prof. Fajar kembali aktif sebagai bendahara OSIS. Setelah lulus, ia diterima di tiga perguruan tinggi sekaligus: STAN, ST Telkom, dan ITS, hingga akhirnya meniti karier akademik.
Tahun 1997, ia memulai karier sebagai dosen di Untag Surabaya. Sosoknya dikenal rendah hati, aktif dalam publikasi ilmiah, dan berkomitmen membangun dunia pendidikan.
SOSOK DI MATA KELUARGA
Menurut suaminya, Dr. I Made Kastiawan, Prof. Fajar adalah pekerja keras yang selalu memiliki target dan konsisten mencapainya. Selain itu, ia juga sosok hangat dalam keluarga.
“Menyiapkan sarapan, bekal anak-anak, dan menu masakan yang selalu variatif, itu bukan sekadar rutinitas, melainkan simbol pendidikan. Filosofinya, memasak itu berani mencoba hal baru, dan dari kegagalan kita belajar menuju sukses,” jelasnya.
Sementara itu, Hendro Basuki, paman Prof. Fajar, menilai keluarganya memang memiliki “DNA guru”. Ia mengungkapkan, pilihan Prof. Fajar menjadi dosen adalah bentuk panggilan nurani.
“Menjadi guru besar itu tidak mudah. Harapan saya, beliau tetap setia pada ilmunya, dan mampu mengembangkan nasionalisme berbasis teknologi,” ujarnya.
PRESTASI AKADEMIS
Rekam jejak akademik Prof. Fajar terbilang gemilang. Tahun 2022, ia berhasil memperoleh hibah pendanaan dalam skema World Class Professor (WCP) dari Ditjen Dikti Kemendikbud RI.
Selain itu, ia terlibat aktif dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Covid-19, mendukung percepatan penanggulangan pandemi bersama Untag Surabaya dan 11 perguruan tinggi lainnya.
Dengan pengukuhan sebagai guru besar, Prof. Dr. Fajar Astuti Hermawati diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda, sekaligus membuka jalan kerja sama yang lebih erat antara dunia akademik dan daerah asalnya, Blora.
0 komentar:
Posting Komentar