INFOBLORA.ID - Seiring dengan meningkatnya jumlah Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kabupaten Blora, beban biaya listrik pun melonjak tajam. Pemkab Blora kini harus mengeluarkan anggaran hingga Rp 718 juta setiap bulannya untuk membayar tagihan listrik PJU yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten.
Data dari Dinas Perumahan, Permukiman, dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Blora mencatat bahwa konsumsi daya listrik PJU mencapai sekitar 405.000 kilowatt hour (kWh) per bulan, berasal dari dua wilayah layanan PLN, yakni Rayon Blora dan Rayon Cepu.
“Tagihan listrik bulan Juni mencapai Rp 718 juta, mencakup penggunaan di dua rayon,” ungkap Peny Astuti, Kabid Sarana Prasarana Perlengkapan Jalan (SPPJ) Dinrumkimhub Blora, Kamis (24/7/2025).
Menurut Peny, tahun 2025 ini, Pemkab Blora menambah sebanyak 536 titik PJU yang tersebar di 16 kecamatan. Dari jumlah itu, 275 titik menggunakan sistem listrik konvensional, sementara 261 titik lainnya memakai tenaga surya untuk menghemat anggaran jangka panjang.
Meski demikian, lonjakan jumlah titik PJU tetap berimbas pada naiknya tagihan listrik bulanan, terutama dari lampu-lampu konvensional.
Dari data yang dihimpun, Rayon Blora meliputi Kecamatan Blora Kota, Jepon, Banjarejo, Bogorejo, Tunjungan, Ngawen, Japah, Kunduran, dan Todanan, dengan total 418 meteran listrik. Sementara Rayon Cepu mencakup Kecamatan Jiken, Sambong, Cepu, Kedungtuban, Randublatung, Kradenan, dan Jati, dengan 349 meteran.
“Tagihan tidak hanya untuk PJU milik Pemkab. Tapi juga mencakup lampu di jalan provinsi, jalan nasional, hingga lampu lalu lintas dan beberapa titik PJU di desa-desa,” terang Peny.
Untuk menekan konsumsi energi, Pemkab Blora menerapkan standarisasi daya lampu sesuai kondisi jalan. Jalan-jalan utama menggunakan lampu berdaya 120 watt, sedangkan jalan dengan arus lalu lintas rendah memakai lampu berdaya 100, 90, hingga 60 watt.
“Kalau ruas jalan sepi, daya lampunya kami turunkan agar lebih hemat,” jelas Peny.
Dengan tambahan ratusan PJU di tahun ini, kini jumlah total titik PJU aktif di Kabupaten Blora mencapai 8.316 unit. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan rasa aman masyarakat, terutama di malam hari, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah pinggiran.
Namun tantangan besar masih ada di depan mata, yaitu bagaimana menjaga keberlangsungan operasional PJU tanpa membebani anggaran daerah secara berlebihan. Penggunaan tenaga surya diharapkan menjadi solusi masa depan, mengingat biaya listrik dari PJU konvensional terus meningkat setiap tahunnya.
0 komentar:
Posting Komentar