INFOBLORA.ID - Sebuah video yang menuding dokter jaga RSUD dr. R. Soetijono Blora tidak melayani pasien viral di media sosial TikTok. Video yang diunggah akun @sobatngaret menampilkan suasana di rumah sakit pada dini hari dan disertai narasi yang menyebut tidak ada petugas yang berjaga di IGD.
"Jam 5 pagi blas ra enek dokter jagane. Turu, digugah muring-muring (jam 5 pagi sama sekali tidak ada dokter yang jaga. Dibangunkan marah-marah)," ucap seorang pria dalam video tersebut yang diakses pada Sabtu (19/7/2025).
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dr. Puji Basuki, membantah keras tudingan tersebut. Ia menjelaskan bahwa narasi dalam video tersebut tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan.
"Dokter yang jaga saat itu sedang menunaikan ibadah sholat subuh. Beliau pamit sebentar untuk ibadah, namun dalam proses itu justru muncul video yang menyebutkan tidak ada tenaga medis," jelas Puji saat memberikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Sabtu (19/7/2025).
Menurut Puji, pasien datang ke IGD pada Selasa (15/7) sekitar pukul 02.00 WIB dan langsung mendapatkan penanganan medis oleh tim IGD. Kondisi pasien saat itu mengalami penurunan kesadaran dengan tensi darah 70/30.
"Tim langsung bertindak dengan memasang infus, memberikan obat-obatan, dan melakukan pemeriksaan lanjutan. Saat pasien mengalami sesak di dada pun langsung kami tangani," ungkapnya.
Setelah dilakukan penanganan, kondisi pasien sempat membaik. Namun, keluarga pasien meminta kehadiran dokter spesialis kandungan (SpOG), padahal secara medis hal tersebut tidak relevan dengan kondisi pasien yang harus ditangani oleh dokter penyakit dalam.
“Dokter SpOG sedang mengikuti diklat, dan permintaan tersebut tidak sesuai dengan indikasi medis karena pasien bukan dalam kondisi kandungan. Maka kami konsultasikan ke dokter penyakit dalam,” terang Puji.
Puji juga mengungkap bahwa sempat terjadi perdebatan antara pihak rumah sakit dan suami pasien yang diketahui merupakan anggota Polri. Saat itulah video viral direkam di nurse station atau ruang petugas.
"Itu area yang dipakai untuk menginput data rekam medis secara elektronik, bukan untuk layanan langsung. Sayangnya, video diambil secara sepihak dan menyoroti area IGD serta pasien lain, yang seharusnya tidak boleh karena melanggar etika dan privasi," ujar Puji.
Meski video tersebut kini telah dihapus oleh pihak yang bersangkutan, RSUD Blora menyatakan tetap membuka opsi untuk menempuh jalur hukum jika hal serupa terulang atau berpotensi mencemarkan nama baik rumah sakit.
“Jika nanti muncul hal-hal yang mendiskreditkan dan tidak sesuai kenyataan, kami akan ambil langkah hukum,” tegasnya.
Diketahui, pasien yang dirawat meninggal dunia sekitar pukul 09.05 WIB, setelah menjalani perawatan selama tujuh jam di IGD RSUD Blora. Sebelumnya, pasien diketahui memiliki riwayat medis pascaoperasi di RSUP Kariadi Semarang dan mengalami penurunan kondisi selama tiga hari.
"Kami sudah memberikan penanganan terbaik. Bahkan komunikasi kami dengan pihak keluarga, terutama ibu pasien, berjalan baik. Hanya mungkin ada miskomunikasi dengan suami pasien sehingga terjadi gesekan," pungkas Puji.
Pihak RSUD Blora berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial serta memahami prosedur medis yang berlaku di fasilitas kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar