![]() |
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto menyampaikan kunci utama proses penyembuhan Covid-19 adalah kondisi imunitas tubuh yang baik. (foto: dok-ib) |
BLORA.
Meskipun tidak ada penambahan kasus baru, jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Blora
belum banyak mengalami perkembangan khususnya dalam jumlah pasien yang sembuh.
Hingga kini pasien yang sembuh masih 5 orang dari jumlah total kasus sebanyak
30. Sedangkan yang masih dirawat ada 22 dan meninggal 3.
Menyikapi
hal itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes prihatin
karena belum ada penambahan kasus sembuh padahal sudah lama dilakukan isolasi
dan perawatan. Pihaknya menegaskan bahwa kesembuhan ini kunci utamanya adalah
imunitas tubuh.
“Mungkin
sudah banyak yang bertanya-tanya, tidak sabar, mengapa tidak sembuh-sembuh. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi kesembuhan. Utamanya dalah daya tahan tubuh
atau imunitas, selain itu juga jenis dan jumlah virus di dalam tubuh serta
kondisi psikis pasien. Sekali lagi tolong agar keluarga sabar, mohon doanya
semoga segera sembuh. Kami opstimis angka kesembuhan akan meningkat, dan tidak
ada kasus baru,” terang Lilik Hernanto.
Perlakuan
dari masyarakat sekitar menurutnya juga bisa mempengaruhi kondisi psikis pasien
dan keluarga. Menurutnya jangan didiskriminasi dan dikucilkan, karena hal ini
bisa membuat psikis keluarga pasien drop, lalu merasa tertekan dan stress,
sehingga menurunkan daya tahan tubuh yang bisa berpengaruh pada proses
penyembuhan.
“Pikiran harus fresh, tidak boleh stress, tidak boleh ada tekanan dari mana pun. Selama isolasi pasien juga diberikan multivitamin. Kita yakin pasti yang sembuh akan bertambah. Kita akan lakukan pengambilan swab lagi secara berkala, ketika hasilnya sudah negative 2 kali berturut turut maka baru bisa dikatakan sembuh,” tambahnya.
“Pikiran harus fresh, tidak boleh stress, tidak boleh ada tekanan dari mana pun. Selama isolasi pasien juga diberikan multivitamin. Kita yakin pasti yang sembuh akan bertambah. Kita akan lakukan pengambilan swab lagi secara berkala, ketika hasilnya sudah negative 2 kali berturut turut maka baru bisa dikatakan sembuh,” tambahnya.
Adapun
penambahan jumlah reaktif rapid-test, menurutnya memang cukup tinggi karena
Dinkes masih terus melakukan rapid-test massal di beberapa tempat umum seperti
pasar, lalu di sarana kesehatan, sehingga ada penambahan yang reaktif.
“Yang
reaktif ini sudah kita swab, semoga nanti hasilnya negative,” harapnya. (eg-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar