![]() |
Anak-anak dari TK Pertiwi Desa Dowan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang belajar membatik di rumah batik Nimas Barokah Blora. (foto: dok-ib) |
BLORA.
Tidak hanya produk batiknya saja yang menarik banyak pihak, cara pembuatan
batik di Blora ternyata juga menarik untuk dipelajari. Khususnya tentang teknik
mewarnai batik “nyoleti” yang tidak banyak dijumpai di wilayah Lasem dan
Rembang. Sehingga beberapa sekolah dari Kabupaten Rembang belajar ke Blora.
Seperti yang dilakukan TK Pertiwi Desa Dowan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Sabtu (29/2/2020). Seluruh anak didik bersama orangtuanya masing-masing datang ke rumah batik tulis Nimas Barokah Blora untuk belajar membatik.
Seperti yang dilakukan TK Pertiwi Desa Dowan, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Sabtu (29/2/2020). Seluruh anak didik bersama orangtuanya masing-masing datang ke rumah batik tulis Nimas Barokah Blora untuk belajar membatik.
Menurut
keterangan Yanik Mariana, perajin batik tulis Blora “Nimas Barokah”, rombongan
datang dengan mengendarai tiga unit armada elf.
“Rombongan
anak didik dan orangtuanya dengan didampingi Kepala Sekolah, para guru dan
Ketua Tim Penggerak PKK Desa Dowan datang langsung kesini. Mereka ingin tahu bagaimana
pembuatan batik Blora,” ucap Yanik Mariana.
“Jadi
yang belajar tidak hanya anak-anak TK saja, namun juga para orangtuanya. Yang
anak anak kita ajari mewarnai batik dengan teknik colet, sedangkan orangtuanya
ditambah dengan belajar nyanting,” lanjut Mbak Ana (panggilan akrab Yanik
Mariana).
![]() |
Tidak hanya nyoleti batik, ibu-ibu dari Desa Dowan juga belajar nyanting. (foto: dok-ib) |
Menurutnya,
dengan semangat anak-anak mewarnai kain putih yang telah decanting motif daun
jati. Sedangkan para orang tuanya yang mayoritas ibu-ibu praktek menyanting malam
pada kain yang telah digambar motif batik.
Sebelum praktek mewarnai dan nyanting, mereka mendapatkan pengarahan dari para perajin batik. Dengan duduk lesehan, pengarahan disampaikan dengan santai dan akrab.
Sebelum praktek mewarnai dan nyanting, mereka mendapatkan pengarahan dari para perajin batik. Dengan duduk lesehan, pengarahan disampaikan dengan santai dan akrab.
“Karena
kondisi rumah saya yang masih semrawut, jadi belum bisa menyediakan tempat
kunjungan yang nyaman. Tapi alhamdulillah semuanya antusias dan betah,” lanjut
Mbak Ana.
Sementara
itu, Sukono, Kepala TK Pertiwi Desa Dowan, Kecamatan Gunem, Rembang, mengaku
senang bisa berkunjung ke salah satu perajin batik di Blora.
“Batik
Blora warnanya cerah cerah dan motifnya beragam bisa request sesuai keinginan.
Sehingga kami ingin tahu dan belajar. Kebetulan anak-anak TK Pertiwi sedang ada
kegiatan studi tour ke Blora sehingga sekalian kita agendakan kunjungan kesini
untuk belajar batik dan sangat bersyukur bisa diterima Nimas Barokah,” ucap
Sukono.
Danuraga
Putra Pratama, salah satu anak didik TK Pertiwi yang datang bersama ibunya,
Wahyu Lestari, merasa senang bisa mewarnai batik bersama dengan teman-temannya.
“Senang, tadi diajari mewarnai kain putih. Asik sama teman-teman,” kata Danu singkat, sambil memegang alat colet dari kayu dan busa.
“Senang, tadi diajari mewarnai kain putih. Asik sama teman-teman,” kata Danu singkat, sambil memegang alat colet dari kayu dan busa.
![]() |
Rombongan keluarga besar TK Pertiwi Desa Dowan Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang melakukan kunjungan ke perajin batik Nimas Barokah. (foto: dok-ib) |
Sedangkan
sang ibu, Wahyu Lestari mengaku baru kali ini mengetahui cara membatik dengan
teknik colet. Menurutnya di Rembang dan Lasem kebanyakan setelah dicanting kemudian
dicelup.
“Ternyata asik dicolet, pilihan warnanya lebih banyak. Tadi juga diajari nyanting pakai malam. Baru pertama kali jadi ya hasilnya belum begitu bagus,” ucap Wahyu Lestari sambil tersenyum.
“Ternyata asik dicolet, pilihan warnanya lebih banyak. Tadi juga diajari nyanting pakai malam. Baru pertama kali jadi ya hasilnya belum begitu bagus,” ucap Wahyu Lestari sambil tersenyum.
Menurutnya
kegiatan seperti ini sangat bagus untuk memberikan edukasi kepada anak-anak dan
ibu-ibu. Bisa menginspirasi untuk membuka usaha batik.
Hal
yang sama juga disampaikan Padmiati, Ketua Tim Penggerak PKK Dowan atau istri
Kades Dowan yang ikut dalam kegiatan ini. Menurutnya pembuatan batik di Blora
ini memang lebih sulit dan butuh ketelitian agar warnanya tidak melebar keluar
dari batas cantingan.
“Terimakasih
atas ilmunya yang diberikan. Kami jadi tahu ilmu baru tentang batik. Maaf kalau
merepotkan karena datang dengan rombongan besar. Kami berharap batik Blora bisa
terus berkembang,” kata Padmiati. (kg-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar