Home » , , » Krisis Air Bersih, Warga Desa Ngampon Terpaksa Gali Dasar Embung Kering

Krisis Air Bersih, Warga Desa Ngampon Terpaksa Gali Dasar Embung Kering

infoblora.id on 27 Sep 2018 | 07.30

Sumadi sedang mengambil air di sumur yang ia gali di dasar Embung Ngampon, Dukuh Jlubang, Desa Ngampon, Kecamatan Jepon. (foto: dok-infoblora)
BLORA. Kemarau panjang yang terjadi di wilayah Kabupaten Blora membuat ratusan desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Salah satunya terjadi di Dukuh Jlubang, Desa Ngampon, Kecamatan Jepon yang berbatasan langsung dengan hutan jati.

Warga di Dukuh Jlubang terpaksa menggali dasar embung yang telah mengering untuk mendapatkan air bersih. Embung Desa Ngampon seluas 25 ribu meter persegi yang telah mengering sejak bulan Juni lalu ini digali bagian dasarnya layaknya sumur untuk menampung sumber air tanah.

Sumadi (40), salah satu warga yang ditemui Rabu sore (26/9/2018) kemarin sedang menimba air dari sumur sederhana yang ia gali di dasar embung. Setiap hari ia dan para tetangga antri secara bergiliran mengambil air dari dasar embung ini.

(berita terkait : klik - Kemarau Blora Diprediksi Sampai November)

Meskipun tidak sebening air sumur pada umumnya, namun mereka sudah merasa senang bisa mengambil air sedikit demi sedikit dari dasar embung ini.

“Ini saya gali sudah tiga tahun ini. Jadi sudah tiga kali kemarau selalu buat sumur di dasar embung karena sulit air. Sumur di rumah juga airnya tidak cukup untuk kebutuhan MCK serta minum ternak sapi,” ujar Sumadi sambil mengisi kedua ember yang ia bawa memakai pikulan kayu.

Ngasi sedang mengisi kendil wadah air yang ia bawa ke dasar Embung Ngampon yang mengering. (foto: dok-infoblora)
Senada dengan Sumadi, warga lainnya, Ngasi juga mengatakan hal yang sama. Dirinya setiap pagi hari dan sore selalu menyempatkan turun ke dasar embung untuk mengambil air. Perempuan paruh baya ini mengambil air dengan “kendil” (gerabah dari tanah) dengan cara digendong.

“Semoga segera ada bantuan air bersih sampai di kampung kami yang ada di sekitar embung ini. Beberapa waktu lalu ada bantuan tapi tidak sampai disini, sudah habis di sebelah barat sana,” ungkap Ngasi.

Embung yang dibangun dan dikelola oleh BBWS Pemali Juana ini awalnya diharapkan bisa menjadi tampungan air saat musim kemarau. Namun ternyata airnya selalu habis di bulan pertama musim kemarau. Warga sekitar memperkirakan ada kebocoran plengsengan embung sehingga air cepat habis. (res-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved