![]() |
Pemkab Blora dan IPB Bogor menjalin kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan MoU. (foto: dok-ipb) |
Seperti
yang dilansir dalam siaran pers IPB Bogor, belum lama ini Bupati
Djoko Nugroho bersama kepala dinas terkait datang langsung ke Bogor
untuk melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman atau
memorandum of understanding (MoU) tentang Tri Darma Perguruan
Tinggi yang salah satunya menyepakati tentang pengembangan pertanian.
Bertempat di IPB International
Convention Center (IICC), penandatanganan MoU dilakukan Rektor IPB
yang diwakili sekretaris Institut yakni Dr. Ibnul Qayim dengan Bupati
Blora, H. Djoko Nugroho, Rabu (8/11/2017) lalu.
Bupati Djoko Nugroho menyambut baik
penandatanganan MoU dengan IPB dan berharap ini menjadi awal mula
kerjasama pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Blora.
“Seluruh dinas terkait harus bisa
melaksanakan kerjasama dengan IPB untuk mengembangkan agribisnis
Blora sebagai penggerak perekonomian dan sarana untuk memberdayakan
dan meningkatkan kesejahteraan petani Blora,” ucap Bupati dalam
acara tersebut.
IPB dengan Pemerintah Kabupaten Blora
mengharapkan kerjasama yang telah dijalin dapat dilaksanakan dengan
lancar dan sukses, dan memberikan dampak yang luas.
Dr. Ibnul Qoyim Sekretaris Institut
yang mewakili Rektor IPB menyampaikan bahwa sudah tepat bahwa inti
kerjasama dalam bidang Tridarma mengedepankan Agribisnis, sebagaimana
diketahui bahwa agribisnis merupakan cara pandang baru yang
mengintegrasikan sistem dan usaha pertanian dari hulu ke hilir.
“IPB memiliki pengalaman dan model
dalam pengembangan wilayah berbasis Agribisnis sesuai dengan visi IPB
2045 yakni ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam memperkokoh
martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global
di bidang pertanian, kelautan dan biosains tropika” ucapnya.
Sementara itu Dr. Dwi Rachmina, Ketua
Departemen Agribisnis FEM IPB menyampaikan bahwa Agribisnis akan
menciptakan sistem nilai yang melibatkan petani kecil hingga industri
nasional. Agribisnis yang inklusif merupakan cara baru memandang
rantai agribisnis dimana melibatkan seluruh stakeholder, petani,
swasta, LSM dan pemerintah.
“Saat ini, agribisnis yang inklusif
belum dapat berjalan sebagaimana mestinya, padahal dapat membantu
masyarakat secara luas. Semoga nanti bisa dilaksanakan di Blora,”
harapnya. (res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar