Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Blora yang mengikuti pelatihan, Kamis kemarin. (foto: dok-ib) |
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Deputi
Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Pusat Ir. Tri Budiarto M.Si dan Kepala BPBD Jateng Sarwa
Pramana, beserta jajarannya. Dalam arahannya, Bupati meminta agar TRC
bisa bekerja dengan sigap dan ikhlas ketika menolong korban bencana.
“Saya ingin tim ini bisa bekerja
dengan maksimal, cepat dan tanggap ketika ada bencana. Sebelum
menyelamatkan orang lain, amankan dirimu dahulu. Seperti ketika ingin
menolong orang tenggelam di sungai, jangan asal ikut nyebur untuk
menolong. Lindungi dahulu dirimu dengan pelampung dan alat pelindung
diri,” kata Bupati Djoko Nugroho.
Arahan tentang penanganan kebencanaan dari Bupati Djoko Nugroho. (foto: dok-ib) |
“Jika ada bencana jangan menungggu
semua bantuan datang baru mendirikan posko. Begitu ada bencana,
langsung dirikan posko sambil menunggu logistik datang. Dengan adanya
posko, maka masyarakat akan merasakan bahwa BPBD telah hadir untuk
melakukan pertolongan,” lanjutnya.
Kepala Deputi Bidang Penanganan Darurat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Ir. Tri Budiarto
M.Si dalam paparannya mengajak semua anggota tim bisa bekerja dengan
cepat, ikhlas dan sigap. Pelatihan kalau hanya satu hari rasanya
kurang, harus terus dilatih karena kesiapsiagaan itu sangat penting.
“Tugas kita jika ada bencana adalah
semaksimal mungkin meminimalisir adanya korban. Jika pun ada korban,
harus secepat mungkin ditolong atau dievakuasi. Jangan sampai terucap
dari bibir kita “Yang meninggal hanya satu”, itu namanya
meremehkan nyawa manusia,” tegasnya.
Menurutnya, menolong korban bencana itu
sangat mulia, tidak hanya duniawi saja namun itu semua merupakan
ladang pahala untuk selalu ingat dan mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta.
Sarwa Pramana Kepala Pelaksana BPBD
Jateng, menekankan bahwa pelatihan tim reaksi cepat penanggulangan
bencana ini ditujukan agar setiap ada bencana yang terjadi tidak akan
memakan banyak korban. Secepatnya bisa ditangani dan dievakuasi
dengan benar sesuai prosedur penanganan yang berlaku. Tidak boleh
seenaknya sendiri.
Sri Rahayu Kepala Pelaksana BPBD Blora
menyatakan pelatihan diikuti oleh 50 orang relawan dari perwakilan
Kecamatan yang memiliki potensi bencana alam, perwakilan OPD,
perwakilan TNI-POLRI dan Pramuka. “Semoga ini akan membekali para
relawan agar lebih sigap dalam menghadapi bencana,” jelasnya. (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar