Pemkab Blora dipimpin Sekda Bondan Sukarno melaksanakan belajar Sakip Lakip di Banyuwangi. (foto: dok-am) |
Rombongan dipimpin Sekda Drs. Bondan
Sukarno MM dengan diikuti Kepala Inspektorat Bambang Darmanto, Kepala
BPPKAD Komang Gede Irawadi, Asisten III Sekda Chris Hapsoro, Kepala
BKD Suwignyo serta Kepala Bappeda Sutikno Slamet yang diwakili
Sekretaris Bappeda Irfan Agustian Iswandaru.
Dalam studi tiru yang diinisiasi Bagian
Organisasi dan Tatalaksana (Ortala) Setda Blora tersebut
diikutsertakan pula perwakilan beberapa organisasi perangkat daerah
(OPD). Diantaranya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dindukcapil), Dinkominfo, serta Dinas Perdagangan Koperasi Usaha
Kecil dan Menengah.
Berkaca dari keberhasilan Banyuwangi
menarih nilai A dalam menerapkan Sakip Lakip, Pemkab Blora pun
bertekad meraih nilai B dalam penilaian Sakip Lakip 2018.
Serahkan cinderamata kepada Staf Ahli Bupati Banyuwangi di akhir kunjungan belajar, Jumat (19/5). (foto: dok-am) |
Bersamaan dengan kedatangan rombongan
Blora, forum sekretaris daerah (sekda) kabupaten dan kota di Provinsi
Kalimantan Tengah juga melakukan studi tiru Sakip-Lakip di
Banyuwangi. Rombongan dari Kalteng itu dipimpim Sekda Kabupaten
Gunung Mas Kamiar.
Kedatangan rombongan Blora dan Kalteng
diterima Staf Ahli Bupati Banyuwangi Bidang Hukum Pemerintahan dan
Pembangunan Hery Santoso di ruang Ruang Rapat Minak Jinggo, Kantor
Pemkab Banyuwangi. Dia didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Mohamad Yanuarto Bramuda.
Kepala Bagian Ortala Setda Blora
Riyatno saat dihubungi Sabtu (20/5) mengungkapkan, dalam penilaian Sakip-Lakip 2015 yang
diumumkan Januari 2017, Pemkab Blora mendapat nilai 52,08 (CC). Nilai
tersebut meningkat dibanding tiga tahun sebelumnya yang mendapat
nilai 47,07 dan 47,86 serta 46,07 (C).
“Makanya kami menggelar studi tiru ke
Banyuwangi karena Banyuwangi mendapat nilai A. Kami berharap di
tahun-tahun berikutnya perolehan nilai Sakip-Lakip Blora terus
meningkat, minimal B di tahun 2018,” tandasnya.
Dalam kesempatan studi tiru tersebut,
Pemkab Banyuwangi yang dinobatkan sebagai penyandang predikat terbaik
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Kemenpan-RB) dengan rinci menjelaskan mekanisme penyusunan
Sakip-Lakip.
“Kuncinya adalah komitmen pimpinan
daerah yang sangat tinggi dan konsisten terhadap dokumen perencanaan
sampai pertanggungjawaban pembangunan. Hal ini juga ditopang oleh
kebersamaan seluruh OPD,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Banyuwangi M Yanuarto Bramuda dalam paparannya.
Tim Sakip-Lakip Pemkab Banyuwangi,
lanjut Bramuda, selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja OPD.
Selain itu, kata Bramuda, program atau kegiatan OPD sejalan dengan
visi dan misi daerah.
“Yang tak kalah penting, membangun
sistem aplikasi Sakip-Lakip, mulai perencanaan, pengukuran kinerja
secara online, hingga sistem monitoring kinerja pegawai,” tandas
Bramuda.
Dia mengungkapkan, nilai A (80,13) yang
diraih Banyuwangi didahului dengan nilai B (65,41) dan bahkan pernah
pula mendapat nilai C (41,56) di penilaian tahun 2012 dan meningkat
menjadi CC (50,65) tahun 2013. “Jadi memang nilai A itu diraih
secara bertahap,” pungkasnya, seperti yang tirukan Sekda Bondan
Sukarno. (am-humas | res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar