![]() |
Wakapolres memberikan pembinaan kepada para PSK di aula Mapolsek Todanan. (foto: dok-resbla) |
Pembinaan dilakukan langsung oleh Wakil
Kepala Kepolisian Resor Blora (Wakapolres Blora) Kompol Indriyanto
Dian Purnomo, S.H. Ia memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para
PSK dan mucikari dari lokalisasi “Mbah Ngasim” Desa Tinapan
Kecamatan Todanan yang dikumpulkan di Mapolsek Todanan.
Sebelum terjaring dalam operasi "pekat"
(penyakit masyarakat) yang akan digelar Kepolisian menjelang bulan
suci Ramadhan, para PSK dan mucikari ini mendapatkan pembekalan agar
tidak kembali menjajakan diri tetapi kembali ke masyarakat dengan
bekal keterampilan yang akan di usulkan dari pihak Kepolisian kepada
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos
P3A).Kabupaten Blora agar memberikan pembekalan ketrampilan kepada
para PSK.
“Inilah upaya dari Kepolisian Polres
Blora untuk mengurangi jumlah praktek prostitusi dan sebagai langkah
preventif untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif,” ujar
Kompol Indriyanto Dian Purnomo, S.H saat ditemui, kemarin.
PSK yang mengikuti pembinaan dari
Wakapolres Blora tersebut, menurut Kapolsek Todanan AKP Sutrisno,
S.H, seluruhnya berjumlah 20 orang plus mucikari. Upaya pembinaan
ini, katanya, sebagai salah satu bentuk kepedulian untuk menekan
jumlah PSK di Kabupaten Blora, sehingga mereka dapat kembali ke
masyarakat dan menjalani profesi yang lebih layak dan tidak melanggar
hukum.
“Kami sangat mendukung program
pembinaan oleh Wakapolres Blora, sebelumnya kami sudah sering
melakukan pembinaan yang sama seperti ini, akan tetapi seperti halnya
“rumput setelah dicabut pasti tumbuh lagi”. Mereka kembali
menjajakan diri, dengan berbagai alasan terutama masalah ekonomi dan
masalah keluarga,” terang AKP Sutrisno.
Selama dalam proses pembinaan tersebut,
Wakapolres Blora memberikan materi, antara lain tentang bimbingan
rohani Ketuhanan yang Maha Esa, penegakan aturan dan hukum terhadap
tindak asusila, serta aturan bermasyarkat saat mereka telah kembali
pulang ke daerah asal. Polri berharap, para PSK setelah mengikuti
kegiatan pembinaan sosial ini akan segera insyaf dan tidak mengulangi
perbuatannya.
Salah seorang peserta penyuluhan yang
mernolak disebut namanya, menyatakan, setelah mendengarkan materi
pembinaan dan bimbingan rohani dari Wakapolres, sebetulnya dirinya
tidak ingin menjadi PSK, akan tetapi kebutuhan ekonomi ditambah
dirinya seorang janda yang mengurus 2 orang anak mengharuskan dirinya
berprofesi seperti ini karena keterbatasan pendidikan, ketrampilan
dan lapangan kerja.
Dirinya berjanji tidak akan kembali
berprofesi sebagai PSK. Dia akan serius mengikuti pembekalan
ketrampilan jika Dinas Sosial Kabupaten Blora membuka pelatihan
kerja.
“Saya sudah capek kerja seperti ini
pak, sudah 3 tahun, sebetulnya saya punya rencana akan berwiraswasta
apabila sudah punya modal cukup. Karena saya tidak ingin terus hidup
menjadi PSK,” katanya sambil tersendu. (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar