![]() |
Mayat Mahesa ditemukan mengapung di bantaran Sungai Bengawan Solo, Jumat (17/2/2017). (foto: agung) |
Penemuan jasad Mahesa terjadi pada hari
Jumat (17/2/2017) pukul 11.30 WIB ketika salah seorang warga Desa
Sumberpitu Kecamatan Cepu hendak memancing di Bengawan Solo.
“Korban ditemukan setelah memasuki 13
hari masa pencarian dan sudah bergeser sangat jauh hingga memasuki
wilayah perbatasan antar Kabupaten Blora Jateng dengan Kabupaten
Bojonegoro Jatim yang kurang lebih berjarak 50 kilometer dari tempat
kejadian,” kata Kapolsek Cepu AKP Selamet, SH, kemarin.
AKP Selamet, SH menuturkan awalnya
salah seorang saksi bernama Jumadi (50) warga Ds. Sumberpitu,
Kecamatan Cepu bersama kedua rekannya bernama Susanto (35) dan
Sarijan (36) melihat sesosok mayat yang mengapung di daerah pingir
bantaran sungai Bengawan Solo saat dirinya hendak memancing.
Dengan kagetnya setelah dirinya
mendekat ternyata benar seorang mayat pria mengambang dengan posisi
tengkurap, kemudian saksi 1 (Jumadi) langsung melaporkan penemuan
mayat tersebut ke kantor Polisi Polsek Cepu.
“Mendapati laporan tersebut, kami
bersama tim medis langsung mluncur ke TKP untuk memastikan kejadian
tersebut dan melakukan evakuasi jenazah korban dari sungai Bengawan
Solo. Begitu juga dengan BPBD, Tagana dan PMI ikut membantu evakuasi. Namun,
mengingat identitas mayat tersebut sudah susah dikenali dengan
kondisi tubuh yang sudah lebam serta membengkak, akhirnya warga dan
polisi langsung membawa mayat tersebut ke RSUD Soeprapto Cepu,”
tuturnya.
Setelah dilakukan identifikasi dan
visum, pihaknya mendapatkan informasi lanjutan sekitar pukul 13.00
WIB dari Polsek Randublatung bahwa satu orang korban tenggelam belum
ditemukan saat mencari burung. Dengan ditemukannya butiran peluru
senapan angin dari saku celana korban serta dilakukan pengecekan
dengan mendatangkan pihak keluarga, ternyata pihak keluarga korban
mengenalinya dari pakaian yang terakhir dikenakan sebelum kejadian
naas tersebut.
“Sudah kami pastikan bahwa korban
yang di temukan di sungai Bengawan Solo adalah salah satu korban
meninggal dunia yang hanyut pada tanggal 4 Februari 2017 lalu,”
ujar Kapolsek Cepu.
Dokter Priyanto dari RSUD Cepu
mengatakan bahwa mayat tersebut diperkirakan sudah meninggal sekitar
tiga belas hari lalu. Tanpa adanya ditemukan bekas penganiayaan atau
kekerasan pada bagian tubuh korban. Dengan ciri-cirinya, berumur 18
tahun serta berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi 140 cm berat
badan 60 kg.
(berita sebelumnya : Hingga Hari Ketiga Baru Satu Korban Tewas Ditemukan)
(berita sebelumnya : Hingga Hari Ketiga Baru Satu Korban Tewas Ditemukan)
“Setelah diperiksa, akhirnya jenazah
kami serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di Desa Kedhiren
Kecamatan Randublatung,” (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar