Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si menikmati durian jatuh yang telah masak dari pohon bersama Kepala Desa dan perangkatnya. (foto: jo-infoblora) |
Tak heran saat
tiba musim durian seperti kali ini, banyak pembeli yang rela antri
memesan durian jatuh di kebun. Sebelum datang ke kebun, para pembeli
sudah memesan kepada pemilik kebun agar dieri kabar jika ada durian
yang jatuh. Sehingga pemilik tidak perlu berjualan jauh-jauh ke
pasar.
“Yen sampun
musime, kathah ingkang pesen. Mboten ngantos disade ing pasar, sampun
telas dipunduti tiyang,” kata Mbah Sumijan, salah satu pemilik
kebun durian di Dukuh Nglawungan, Tunjungan, Blora.
Pohon durian yang umurnya hingga ratusan tahun, perlu peremajaan. (foto: jo-ib) |
Seperti pada
Selasa siang (3/1/2016), belasan orang tiba di kebun durian milik
Mbah Sumijan untuk mencari durian jatuh. Rombongan itu salah satunya
Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si bersama Kepala Desa Tunjungan,
Yasir dan beberapa rekannya.
Setibanya di
kebun, Wakil Bupati langsung menghampiri pohon durian tertua yang
berada di tengah kebun. Ia pun menikmati kelezatan durian yang telah
jatuh di perkebunan itu. Menurutnya terasa enak dan tidak kalah manis
dengan durian ternama dari wilayah lain.
“Saya ini
termasuk penghobi makan durian. Sudah berbagai kota saya datangi
untuk berburu durian. Namun ternyata di Blora sendiri ada durian yang
tidak kalah enak dan patut untuk dikembangkan,” ucap H.Arief Rohman
M.Si.
Ada beberapa
jenis durian yang disajikan, diantaranya durian petruk, durian mrico,
durian kendil dan durian kidang. Bentuknya berbeda-beda, rasanya juga
beragam dengan kekhasan citarasa masing-masing. Terutama durian
petruk, dagingnya tebal sehingga pongge (biji durian-red) tipis.
Durian kidang dari kebun Nglawungan diberikan kepada Wakil Bupati. (foto: jo-ib) |
Menurutnya,
potensi durian lokal Kabupaten Blora kedepan harus bisa dikembangkan
menjadi wisata kebun unggulan. Apalagi tidak jauh dari lokasi sudah
ada kebun buah Klapanan, sehingga bisa dikembangkan menjadi kawasan
wisata kebun buah. Jika tidak ada halangan, kedepan dirinya ingin menggelar acara Festival Durian Blora untuk mengangkat potensi buah-buahan lokal agar dapat dikenal masyarakat luas.
Hanya saja, di
Dukuh Nglawungan ini pohon duriannya sudah besar-besar dan berumur
tua. Sehingga produktifitas buahnya sudah tidak maksimal lagi seperti
dahulu. Ia pun berjanji akan mengajak tim ahli untuk melakukan
penelitian agar durian khas Nglawungan bisa dikembangbiakkan lebih
cepat dan lebih banyak buahnya.
“Pohon durian
disini kebanyakan sudah besar dan tua, umurnya bisa ratusan tahun.
Maka perlu dilakukan pengembangbiakan atau peremajaan agar
varietasnya tidak punah,” lanjut Wabup.
Asiknya belah durian di tengah perkebunan durian. (foto: jo-ib) |
Adapun Kades
Yasir mengungkapkan bahwa di Dukuh Nglawungan sendiri terdapat kebun
durian seluas 20 hektare yang dimiliki oleh warga. Pihak desa setuju
jika Nglawungan akan dijadikan sentra kebuh buah durian. Sejak
beberapa tahun lalu, ia sudah merintisnya.
“Besok Sabtu 7
Januari akan ada kunjungan wisata buah sejumlah 200 orang dari
Jakarta. Rencananya akan kita arahkan ke durian Nglawungan dan kebun
buah Klapanan,” ungkapnya.
Mbah Sumijan
sebagai pemilik kebun mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menjual
durian miliknya sampai ke pasar. Pasalnya setiap musim durian sudah
banyak pembeli yang memboking dan datang langsung ke kebun. Satu buah
durian berukuran besar ia hargai cukup murah, yakni Rp 60 ribu saja.
(rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar