![]() |
Desain karya M Wafiyul Marom dkk yang memenangkan lomba desain renovasi Masjid Agung Baitunnur Blora. (foto: dok-bappeda) |
Dengan tetap mempertahankan bangunan
induk masjid sebagai cagar budaya peninggalan sejarah, para peserta
lomba saling berkreasi membuat desain perubahan serambi, gedung
perpustakaan dan takmir hingga bentuk menara. Dari 52 pendaftar di
awal perlombaan, akhirnya dikerucutkan menjadi 19 yang lolos
administrasi dan peserta 5 besar melakukan presentasi di depan
Bupati.
Dari hasil presentasi, Bupati meminta
kesepakatan bahwa sang pemenang nantinya tidak dijamin desainnya akan
dilaksanakan seratus persen untuk renovasi Masjid Agung Baitunnur.
Karena menurutnya dari seluruh peserta 5 besar mempunyai keunggulan
masing-masing yang jika digabung akan menghasilkan desain lebih
bagus.
Samgautama Karnajaya, Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blora pun
menyampaikan bahwa sejak awal perlombaan telah disepakati bahwa
desain pemenang hanya akan dilaksanakan sebanyak 70 persen saja.
“Sedangkan 30 persen sisanya bisa dimasukkan desain lainnya untuk
penyempurnaan sesuai usulan tokoh agama dan lainnya. Jadi nanti masih
bisa dimintakan kritik saran lagi,” jelasnya, kemarin.
Adapun
desain pemenang lomba desain berdasarkan Berita Acara Penetapan Nomor
: 09/Pej-SDM/XII/2016 tanggal 8 Desember 2016 tentang Penetapan
Pemenang Sayembara Desain Renovasi Masjid Agung Baitunnur Blora,
ditetapkan:
![]() |
Mewakili Bupati, Kapolres menyerahkan hadiah uang sebesar Rp 10 juta untuk juara pertama lomba desain Masjid Agung Baitunnur Blora. (foto: ag-ib) |
Moh.
Wafiyul Marom, Samsudin, dan Muhammad Afandi dengan alamat Desa Babak
Tulung, Kabupaten Rembang. Kode peserta F009 yang memperoleh nilai 93
dan berhak menerima hadiah sebesar Rp 10 juta. Ketiga pemuda ini
mengusung modernisasi serambi masjid dengan dua lantai, namun tetap
mempertahankan bentuk atap sirap. Bangunan masjid utama tetap
dipertahankan dilengkapi dengan menara baru setinggi 35 meter.
Sedangkan di belakang masjid terdapat tempat parkir, ruang tamu,
ruang remaja masjid, perpustakaan hingga taman bermain anak. Ia juga
merancang monumen asmaul husna yang dihiasi aneka lampu sebagai salah
satu landmark Masjid Agung Baitunnur Blora selain menara.
Juara
II
Jovi
Permata Anggriawan dengan alamat Jl. Cendana No. 11 B Kaliwangan,
Mlangsen, Blora. Kode Peserta F001 ini berhasil meraih nilai 90,5
dari para juri dan berhak memperoleh hadiah sebesar Rp 7,5 juta. Ia
membuat desain Masjid Agung Baitunnur Blora dengan dua bangunan
serambi utama yakni serambi kanan dan kiri. Dua menara tinggi di
depan majid juga menjadi keunggulannya. Hanya saja desainnya belum
ada keterwakilan ruang terbuka hijaunya.
Juara
III
Adi
Jafar dengan alamat perumahan Sekar gading blok C4a Sekaran,
Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Peserta dengan kode E008 ini
memperoleh nilai 89,5 dan berhak menerima uang sebesar Rp 5 juta. Ia
membuat desain dengan konsep ramah lingkungan yang dilengkapi dengan
taman diagonal. Bangunan masjid utama yang menjadi cagar budaya juga
tampak gagah, karena serambi masjid dibuat terbuka. Kelemahannya,
jika hujan maka serambi masjid tidak bisa digunakan untuk sholat
berjamaah.
Masing-masing
menerima hadiah lomba dalam acara resepsi Hari Jadi Kabupaten Blora
ke 267 yang dilaksanakan pada hari Sabtu (17/12). Para pemenang yakni
Wafi, Jovi dan Adi tampak senang menerima hadiah. Sebagai desainer
muda, mereka senang bisa berkontribusi memberikan ide-idenya dalam
rencana renovasi Masjid Agung Baitunnur Blora.
Diketahui
bersama, dilaksanakannya lomba desain masjid ini karena Pemkab Blora
ingin membangun Masjid Agung Baitunnur agar lebih bagus lagi sebagai
salah satu bangunan landmark Kota Blora. Sesuai rencana, setelah
lomba desain selesai. Pembangunan akan dilaksanakan pada tahun 2017
mendatang. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar