Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah saat kunjungan kerja di DPPKKI belajar seni budaya barongan. (foto: rs-ib) |
Kedatangannya diterima langsung oleh
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika
(DPPKKI) Kabupaten Blora, Slamet Pamudji SH, M.Hum di pendopo kantornya.
“Saya dan teman-teman tertarik dengan
barongan Blora sejak ditampilkan di TMII bulan lalu. Saat itu kami tidak bisa
menyaksikan pertunjukan hingga selesai, sehingga kini ingin mengetahui kesenian
ini yang kabarnya sangat terkenal di Kabupaten Blora dibanding wilayah lainnya,”
ucap Hj. Sri Hartini ST.
Kepada anggota dewan Jateng tersebut,
Slamet Pamudji menjelaskan bahwa barongan memang merupakan kesenian rakyat yang
telah mendarah daging di Kabupaten Blora. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya
kelompok paguyuban seni barongan hingga pelosok desa.
“Jumlahnya sampai 500 grup lebih,
melebihi jumlah desa yang ada di Kabupaten Blora yakni 295. Bisa dikatakan ada
beberapa desa yang memiliki seni barong lebih dari satu paguyuban,” jelasnya.
Mengenali teknik colet saat mengunjungi perajin Batik Blora. (foto: rs-ib) |
Sebagai bentuk dukungan pengembangan
seni budaya, Pemkab Blora saat ini pun menggelar Festival Barongan secara rutin
sebagai agenda tahunan yang tahun 2016 telah diselenggarakan kali ketiga.
Setelah mendengarkan penjelasan dari
DPPKKI, Komisi C DPRD Jateng pun menyatakan dukungannya agar barongan bisa
menjadi branding Kabupaten Blora dalam hal promosi pariwisata. Khususnya wisata
budaya, karena sudah beberapa kali barongan Blora telah tampil di berbagai
ajang tingkat daerah, nasional hingga internasional.
“Kami dukung jika Blora dibranding
sebagai Kota Barongan. Salah satu kesenian rakyat yang merakyat,” kata Hj. Sri
Hartini ST.
Usai belajar barongan, mereka bertolak
ke perajin batik Blora karena penasaran ingin mengenali produk kerajinan UMKM
ini yang belum lama ditampilkan dalam acara kunjungan kerja Perdana Menteri
Singapura di Semarang.
Perajin yang dituju pertama kali adalah
Batik Nimas Barokah Beran, yakni perajin batik yang menjadi langganan Pak
Gubernur Ganjar Pranowo untuk membuatkan batik. Disini, para wakil rakyat
mengenali teknik pewarnaan colet yang beda dengan para kebanyakan perajin
batik.
“Ternyata dengan teknik colet, bisa
mendapatkan warna kain yang warna-warni dengan cepat. Tidak harus menunggu
dicelup satu-satu seperti batik pada umumnya. Perpaduan warnanya juga bagus,”
ucap Sri Hartini sambil melihat pekerja batik sedang nyolet warna.
Tak hanya ke Nimas Barokah, rombongan
juga mengunjungi perajin batik lainnya yang letaknya tidak jauh dari perajin
pertama. Yakni perajin Batik Triji. Dari kedua lokasi ini mereka membeli
beberapa contoh batik Blora dengan motif barongan, kayu jati dan lainnya.
(ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar