Ismail pedagang pakaian sedang sibuk membersihkan los pasar yang mulai surut dari genangan banjir, Rabu siang (13/4). (foto: ag-infoblora) |
Akibat banjir tersebut, para pedagang merugi hingga jutaan rupiah.
Seperti yang diungkapkan oleh Agus salah satu pedagang sembako yang mengatakan
bahwa omset jualannya menurun hingga 40 persen.
“Hari ini tidak bisa menggelar dagangan mas, hanya bisa
bersih-bersih membereskan dagangan agar tidak terendam air. Soalnya saya jualan
sembako, repot kalau kena air nanti bisa busuk. Kalau ditotal ya omsetnya turun hingga jutaan rupiah dari semua pedagang,” ucap Agus, Rabu (13/4).
Hingga Rabu siang pukul 13.00 WIB, berdasarkan pantauan tim Info
Blora ketinggian air di dalam pasar masih setinggi lutut orang dewasa. Hampir
seluruh pedagang tidak bisa jualan, hanya beberapa kios bagian depan yang
membuka toko.
Ismail, salah satu pedagang pakaian menyampaikan bahwa pasar mulai
terendam pukul 21.00 WIB semalam. Ia langsung meninjau los dagangannya di dalam
pasar untuk menyelamatkan barang-barang dagangan agar tidak basah.
“Saya terpaksa meninggikan lemari berisi pakaian dagangan agar
tidak terendam banjir. Hingga siang ini saja belum surut, semoga cepat surut
mas,” ujar Ismail ketika ditemui Info Blora sambil membersihkan los
dagangannya.
Menurut Ismail, banjir disebabkan air kiriman dari sawah wilayah
Desa Pulo, Desa Tanjung hingga Wado sendiri. Mengingat lokasi Pasar merupakan
wilayah rendah sehingga sering tergenang banjir. “Tahun ini sudah ada kalau 5
kali banjir, terparah hari ini,” bebernya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Blora Sri Rahayu melalui petugas pemantau bencana wilayah Cepu
Kedungtuban Kradenan, Agung Triyono mengatakan bahwa pihak BPBD telah membantu
padagang membereskan dagangan sejak pagi. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar