Plt Sekda, Wakil Bupati, Ketua Komisi B dan Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng berdiskusi tentang kesejahteraan petani tebu di Kabupaten Blora. (foto: ag-infoblora) |
Dengan difasilitasi Pemkab Blora, anggota Komisi B DPRD Jawa
Tengah berjumlah 16 orang yang dipimpin oleh M Chamim Irfani melaksanakan
diskusi di Gedung Pertemuan Sekretariat Daerah bersama perwakilan petani tebu
Kabupaten Blora.
Hadir pula dalam diskusi tersebut Wakil Bupati Blora H.Arief
Rohman M.Si, Plt Sekda Blora Sutikno Slamet, Kabid Pengolahan Hasil Perkebunan
Dinas Perkebunan Jateng Ir.Francisca Herawati Prastiyani M.Si, perwakilan GMM dan
beberapa dinas terkait.
Saat membuka diskusi, Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si
menyampaikan harapannya agar para petani tebu bisa sejahtera dengan keberadaan pabrik
gula. Namun hingga saat ini masih banyak petani yang mengeluh karena banyak
tebu mereka yang tidak bisa terserap oleh pabrik sehingga harus dilarikan ke
luar daerah.
Begitu juga dengan Ketua Komisi B DPRD Jateng, M Chamim Irfani yang
mempertanyakan kenapa petani tebu di Blora masih resah. Menurutnya dengan
adanya pabrik gula di wilayah sendiri, seharusnya kesejahteraan petani tebu di
Blora semakin baik. “Kita perlu mengetahui apa penyebab sebenarnya? Monggo para
petani untuk menyampaikan unek-uneknya disini agar bisa kami bantu,” ucap
Irfani.
Sementara itu, salah satu petani tebu Blora Anton Sudibyo yang
tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyampaikan
bahwa memang banyak petani yang trauma dengan GMM karena 2014 dan 2015 banyak
tebu yang tidak terserap. Banyak kendala teknis yang terjadi, sehingga ia
berharap 2016 ini bisa maksimal dan harga sesuai pasar.
RM.Yudhi Sancoyo wakil ketua Komisi B DPRD Jateng yang juga mantan
Bupati Blora 2007-2010 berharap forum tersebut bisa menyerap semua keluhan
petani dan bisa mencarikan solusi bersama-sama agar petani tebu di Blora bisa
sejahtera.
“Minyak dan Gas Bumi di Blora dikuasai pusat, kayu jati juga tidak
bisa diharapkan banyak untuk perekonomian karena dikuasi Perhutani. Hanya
pertanian yang PRDB nya paling besar di Blora, maka petani harus diperhatikan
dan disejahterakan. Termasuk petani tebu,” tegas RM.Yudhi Sancoyo.
Menurutnya jika memang pada taun 2014 dan 2015 lalu ada kendala
yang terjadi sehingga penyerapan tebu petani lokal belum bisa maksimal. Ia
ingin 2016 ini GMM harus siap produksi dengan kapasitas penuh sehingga semua
tebu petani bisa terserap.
“GMM yang dideklarasikan sebagai pabrik berbasis plasma atau
berbasis petani tebu harus benar-benar diwujudkan. Jangan justru mengolah tebu
dari lahan milik sendiri atau gula rafinasi (raw sugar). Rendeman tabu di GMM sudah baik, yakni sebesar 8,39.
Nah ini harus benar-benar dimaksimalkan agar petani bisa merasakan manisnya
tebu yang sebenarnya. Aku iki wakilmu di DPRD Jateng, jadi kalau ada apa-apa
silahkan curhat agar kami bisa membantu,” lanjut Yudhi Sancoyo.
Perwakilan GMM sendiri, Wahyu menyatakan bahwa pabrik miliknya tahun 2016
ini siap giling dengan kemampuan penuh. Mereka mengakui jika 2014 dan 2015
kemarin kapasitas giling memang belum maksimal lantaran masih melakukan
penyesuaian kemampuan mesin dan sejumlah perawatan. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar