Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya perahu inilah akses utama penyebrangan Sungai Bengawan Solo penghubung wilayah Blora Selatan ke Bojonegoro dan Ngawi (Jawa Timur). (foto: tio-infoblora) |
Tidak adanya jembatan penyebrangan sungai terpanjang se Pulau Jawa
ini di wilayah Blora Selatan, memang memaksa warga setempat sejak puluhan tahun
lalu nekad bergantung pada perahu penyebrangan yang dikelola desa setempat,
meski terkadang rasa was-was menghampiri ketika arus deras datang.
“Jembatan Bengawan Solo hanya ada di Kecamatan Cepu yang jaraknya
lebih dari 30 km dari sini. Sehingga harus berputar cukup jauh dan membuang
waktu lama untuk menuju wilayah Ngraho Bojonegoro dan Ngawi (Jatim) atau
sebaliknya. Sedangkan jika menyebrang menggunakan perahu dari Desa Medalem
Kecamatan Kradenan Blora menuju Desa Desa Luwihaji Kecamatan Ngraho Bojonegoro tidak
sampai 10 menit sudah sampai,” kata Sri Narti (35) warga Kradenan ketika
menyebrang ke Ngraho Bojonegoro untuk menjual berasnya, Jumat (19/2).
Begitu juga dengan Guruh (24) warga Desa Mendenrejo Kecamatan
Kradenan yang sering menyebrang sungai untuk menuju wilayah Bojonegoro dan
Ngawi. “Mau bagaimana lagi, inilah nasib warga perbatasan yang jauh dari
pembangunan. Sudah lama masyarakat disini merindukan adanya jembatan. Namun
sejauh ini masih wacana. Pengennya segera dibangun jembatan mas,” ujar Guruh.
Meskipun permukaan air sungai belakangan ini naik dan berarus
deras, tidak membuat perahu penyebrangan berhenti beroperasi. Tanpa adanya
pengaman berupa pelampung, mereka tetap beroperasi menyebrangkan ratusan warga
setiap harinya untuk beraktifitas memenuhi kebutuhan ekonomi di kedua wilayah beda
provinsi ini.
“Awalnya memang takut, tetapi karena sudah terbiasa ya terpaksa
dengan sendirinya rasa takut itu hilang,” lanjutnya.
Perahu penyebrangan sendiri hanya bisa menyebrangkan orang,
sepeda, dan motor roda dua berkapasitas maksimal 15 motor. Sedangkan orangnya
bisa mencapai 30 orang sekali jalan. Setiap orang dikenakan biaya ongkos
penyebrangan sebesar Rp 2000, sedangkan jika membawa motor dikenakan biaya Rp
5000.
Adapun lebar sungai Bengawan Solo ketika permukaannya naik bisa
mencapai 100 meter dengan kedalaman lebih dari 30 meter. Sangat membahayakan
jika penyebrangan perahu sederhana tidak dilengkapi dengan perlengkapan alat
pelindung diri berupa pelampung. “Sudah saatnya pemerintah membangunkan sebuah
jembatan di Blora Selatan agar akses ekonomi di kedua wilayah bisa berjalan
lancar,” pungkasnya. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar