![]() |
Petugas Satgana, Tagana dan BPBD meninjau lokasi tanggul sungai Bengawan Solo yang longsor, amblas tergerus arus di Desa Ngloram Kecamatan Cepu. (foto: anton-infoblora) |
Warga setempat pun ketakutan jika longsor terus terjadi,
mengingat jarak sungai dengan wilayah pemukiman penduduk sangat dekat. Jika
longsor tidak segera ditangani, mereka takut rumahnya ikut amblas terbawa arus
sungai.
Seperti yang diungkapkan Poppy Andianto (23)
warga Desa Ngloram, Kecamatan Cepu yang berharap agar dinas terkait segera
melakukan tindakan darurat penanganan kebencanaan.
“Hari ini sudah ada tanggul yang longsor tergerus
derasnya Sungai Bengawan Solo. Jika tidak segera ditangani, kami takut longsor
akan melebar mendekati pemukiman warga,” ucap Poppy, Selasa (9/2).
Berdasarkan pantauan tim Satuan Tanggap Bencana
(Satgana) dan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kecamatan Cepu bersama petugas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora diperoleh keterangan
bahwa benar telah terjadi longsor di tanggul Bengawan Solo yang berada di Desa
Ngloram.
“Tanggul sepanjang kurang lebih 200 meter telah
amblas tergerus arus Bengawan Solo, jika tidak segera ditangani kemungkinan
bisa melebar mengingat arus sungai masih cukup besar. Kami terus melakukan
patroli di sepanjang sungai untuk mengupdate kondisi terbaru agar bisa
dilaporkan ke dinas terkait,” kata Komandan Satgana Cepu, Anton Moedji, Selasa
(9/2).
Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Blora Sri Rahayu melalui salah satu stafnya yang
ikut memantau titik longsor, Agung Triyono menjelaskan bahwa pihaknya telah
melakukan pendataan kondisi lapangan terkait adanya tanggul yang tergerus arus
Bengawan Solo.
“Kami sudah mendata, dan akan dilaporkan ke
atasan agar bisa segera dilakukan langkah-langkah penanggulangan. Jika memang
warga menginginkan adanya pembangunan tanggul, maka hal tersebut baru bisa
dilakukan disaat arus sungai surut. Jika masih tinggi seperti ini akan
kesulitan membangun tanggul kembali,” jelasnya. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar