![]() |
Anak-anak Rammo Clothing sedang sibuk mengerjakan produksi kaos di rumah produksinya. (foto: rs-infoblora) |
Ya, nama “Rammo” lahir dari 7 pemuda asal Blora yang memiliki
keterbatasan modal (ra modal, jadi rammo) saat membuka usaha ini di awal
pendiriannya tahun 2014 silam. Namun seiring berjalannya waktu memasuki tahun
kedua di 2016 usaha mereka semakin berkembang hingga kini beromset puluhan juta
tiap bulannya.
![]() |
Outlet Rammo Clothing lama di Jl.Blora-Cepu km 7 Jepon. (foto: rs-ib) |
“Setelah kuliah, kami bingung mau cari kerja apa di Blora. Akhirnya
bersama teman-teman mencoba mandiri membuka usaha sendiri dengan modal awal
hanya Rp 240 ribu. Bisa dibilang nekad, karena tidak punya basic dasar
ketrampilan sablon kaos, tapi kami tetap berusaha dan belajar otodidak secara
rutin lewat internet. Hasilnya ya seperti ini, alhamdulillah sudah bisa untuk
hidup tiap bulannya,” kata Rudy Dwi Saputro kepada tim Info Blora, Rabu (10/2)
kemarin.
Berdiri sejak 16 November 2014, usaha yang bisa dibilang baru ini
ternyata disambut pasar dengan baik. Berawal dari sosialisasi lewat mulut ke
mulut dan media sosial, kini usaha yang awalnya memiliki rumah produksi di
Jl.Blora-Cepu km 7 Jepon ini sudah banyak dikenal masyarakat mulai pelajar,
kalangan pekerja hingga pejabat.
“Alhamdulillah setiap hari rata-rata kami dapat memproduksi 50 hingga
100 kaos dengan berbagai jenis sesuai pesanan. Selama ini pesanan datang dari
berbagai kota, tidak hanya Blora saja. Pernah mengirim kaos ke Semarang,
Cilacap, Surabaya, Malang, Tulungagung, Jogja, Cilegon hingga Balikpapan
Kalimantan Timur,” lanjut Rudy.
Jika sedulur Blora ingin menggunakan jasa produksi kaos di Rammo
Clothing, ia mempersilahkan datang langsung ke galeri Rammo yang baru di Jl.MR Iskandar nomor 108 Kaliwangan, Kelurahan Mlangsen Blora (depan gang Pondok Pesantren Khozinatul Ulum), atau bisa menghubungi nomor 085640741811
serta pin BBM 54133120.
![]() |
Konsumen sedang memesan kaos di outlet Rammo Clothing. (foto: rs-infoblora) |
“Kami melayani sablon kaos berkualitas distro, baik kaos oblong berbahan
cotton combat, cotton bamboo, polo, sweater, jaket, kaos komunitas, hingga kaos
futsal. Biasanya anak-anak sekolah juga banyak yang pesan dibuatkan kaos
olahraga dan kaos kelas,” ucap Rudy.
Selama kurang lebih 15 bulan produksi sejak November 2014, pihaknya
dalam setiap bulannya bisa sampai 1000 item kaos. Dengan omset pendapatan per
bulan Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. “Alhamdulillah banyak konsumen yang puas
dan kembali lagi bersama temannya untuk memproduksi kaos edisi lain,” bebernya.
Hanya saja hingga kini Rammo Clothing belum memiliki rumah produksi sendiri.
Ketujuh pemuda kreatif ini masih mengontrak sebuah pertokoan yang saat ini
ditempatinya di Jepon seperti yang dijelaskan sebelumnya. Mereka berharap kelak
akan bisa mendirikan rumah produksi sendiri untuk pengembangan usaha.
(tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar