![]() |
Petugas BPBD Kabupaten Blora bersama relawan menyisir rumah penduduk di Balun Gang Swadaya yang terendam banjir, semalam. (foto: ag-infoblora) |
Setelah memperoleh laporan dari relawan yang ada
di Cepu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora pun langsung terjun
ke lapangan bersama tim lainnya untuk melakukan pendataan dan penanganan
banjir.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Pelaksana
(Kalak) BPBD Blora, Sri Rahayu yang ikut terjun langsung ke lapangan untuk
memimpin penanggulangan banjir, mengatakan bahwa setidaknya ada 3 sungai yang
menyebabkan banjir luapan menggenangi pemukiman warga wilayah perkotaan di
Kecamatan Cepu. Yakni Sungai Putat, Sungai Ngareng dan Sungai Taman Siswa.
“Curah hujan yang sangat tinggi ternyata
menyebabkan sungai penuh, akibatnya air meluap ke jalan dan pemukiman warga.
Titik terparah ada di kawasan Tuk Buntung dan Balun Gang Swadaya,” kata Sri
Rahayu, Selasa malam (9/2).
Ia mengimbau kepada seluruh warga masyarakat di
Kecamatan Cepu untuk terus waspada terhadap tingginya curah hujan beberapa hari
belakangan ini.
“Musim hujan ini sedang puncaknya, diprediksi
hingga akhir Februari. Maka dari itu masyarakat diminta tetap waspada dan
selalu berkoordinasi dengan pihak terkait baik BPBD ataupun Posko Siaga Bencana
yang ada di Kecamatan Cepu,” lanjut Sri Rahayu.
Sementara itu, salah satu staf BPBD Blora
pemantau wilayah Cepu, Agung Triyono mengungkapkan bahwa wilayah yang terendam
banjir luapan meliputi Ngareng Stasiun Kota, Tuk Buntung, Balun Ledokan, dan
Jl.RSU kawasan Taman Seribu Lampu yang merupakan pusat keramaian di kecamatan
ini.
“Sejak pukul 18.00 WIB kami melakukan pendataan wilayah
terdampak bersama relawan lain dari Tagana, Satgana, dan tim Posko Siaga
Bencana Satpol PP Kecamatan Cepu. Ketinggian air rata-rata antara 50-80
centimeter,” ungkap Agung, semalam.
Kasi Trantib Satpol PP selaku Komandan Posko
Siaga Bencana Kecamatan Cepu, Dahlan Rosidi juga mengerahkan pasukannya untuk
turut membantu pendataan dan penanganan korban banjir.
“Selain mendata, kami juga berkoordinasi dengan
pihak kepolisian di Polsek Cepu untuk mengatur kesemrawutan dan kemacetan
lalu-lintas yang disebabkan jalan tergenang,” ujar Dahlan Rosidi.
Menyikapi kondisi tersebut, sebagian besar warga
Cepu hanya bisa pasrah, pasalnya hampir setiap tahun banjir luapan sungai
selalu terjadi saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Banjir seperti ini sudah biasa terjadi setiap
tahun saat puncak musim hujan, sehingga kami sudah tahu bagaimana harus
bersikap. Kami hanya bisa pasrah dan berharap segera surut,” kata Yudi warga
Balun Gang Swadaya yang rumahnya terendam banjir.
Hingga Rabu dini hari (10/2) ketinggian banjir
luapan mulai berangsur-angsur surut dan kembali normal. Hari ini warga korban
banjir sibuk membersihkan rumahnya dari sisa kotoran yang dibawa oleh luapan
air sungai. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar