BLORA. Bupati Blora Djoko
Nugroho dalam sambutan acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten
(musrenbangkab) yang digelar di Gedung Sasana Bhakti, Rabu (11/3) menyampaikan
beberapa poin pembangunan. Salah satunya meminta pembangunan akses jalan bagi
warga yang berada di perbatasan Ngawi.
“Saudara kita yang tinggal di ujung selatan Kabupaten Blora perlu
perhatian khusus. Jalan dari desa mereka menuju pusat Kota Blora sangat jauh,
melewati jalan Perhutani di wilayah hutan yang kondisinya sangat rusak apalagi
saat musim hujan seperti ini,” kata Djoko Nugroho.
“Contohnya saudara kita di ujung selatan Kecamatan Kradenan tepatnya di
Desa Megeri. Dari Megeri ke Alun-alun Blora saja jaraknya sekitar 90 kilometer
dengan menempuh jalan yang berliku dan berupa hutan jati. Sedangkan dari Megeri
ke Alun-alun Ngawi hanya berjarak 4 kilometer. Saya minta direncanakan
perbaikan jalan di desa-desa perbatasan tersebut. Seperti halnya Desa Getas
Kecamatan Kradenan dan akses Desa Bangkleyan Kecamatan Jati menuju Doplang,”
tambah Kokok (sapaan akrab Djoko Nugroho).
Bupati menyadari bahwa warganya yang tinggal di perbatasan wilayah
selatan tersebut harus melalui jalan hutan milik Perhutani. Dia pun meminta
Perhutani untuk bisa bekerjasama memperbaiki jalan di wilayah hutan yang
menjadi wewenangnya. Didepan para tamu undangan, Bupati meminta Perhutani bisa
memperhatikan akses warga desa hutan.
“Perhutani kali ini datang kan? Coba nanti dirundingkan dalam
musrenbangkab ini bagaimana jalan terbaik agar warga Megeri, Getas dan
Bangkleyan bisa memiliki jalan baik dan awet,” pintanya.
Tidak hanya masalah akses jalan, Bupati yang akan mengakhiri masa
jabatan pada 10 Agustus 2015 ini juga menyoroti tentang masih minimnya listrik
di beberapa desa terpencil yang ada di Kabupaten Blora. “Saya kira PLN hari ini
juga hadir dalam musrenbang. Perlu diketahui gas dari Proyek Pengembangan Gas
Jawa (PPGJ) di Desa Sumber Kecamatan Kradenan itu oleh Pemerintah Pusat disalurkan
untuk pembangkit listrik ke Tambaklorok Semarang. Saya minta Blora juga dibagehi (diberi-red) agar desa-desa
yang masih minim listrik bisa semua terang benderang saat malam,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Blora Samgautama Karnajaya mengungkapkan bahwa acara musrenbangkab kali ini
merupakan pembahasan untuk menyetujui usulan berbagai proyek pembangunan yang
diajukan dari masing-masing kecamatan serta Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). “Kali ini kita menyatukan seluruh usulan proyek dari semua kecamatan
yang sebelumnya sudah digelar musrenbang dari tingkat desa hingga kecamatan.
Kita susun berdasarkan skala prioritas dan disesuaikan dengan kemampuan
anggaran daerah,” kata Samgautama.
Hadir dalam rapat musrenbang tersebut Bambang Sadono anggota DPD RI,
perwakilan Bappeda Jawa Tengah, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
(Forkominda), DPRD, kepala SKPD, Camat se Kabupaten Blora, kepala BUMD, BUMN
yang ada di Kabupaten Blora, perwakilan partai politik, serta organisasi
masyarakat. (rs-infoblora)
1 komentar:
Sebagai warga Blora saya cukup prihatin dengan keadaan infrastruktur yang sangat kurang memadai yang berada di perbatasan Blora dan Ngawi (Desa Bangkleyan). Semoga bisa menjadi prioritas pengembangan Infrastruktur kedepan.
Posting Komentar