BLORA. Pemerintah Kabupaten Blora menjamin stok pupuk petani sampai akhir tahun ini
aman, sebab 12.649 ton pupuk tambahan telah datang dan siap didistribusikan.
Pupuk tambahan itu kini sudah berada di dua gudang pupuk, yakni gudang Blora
dan Cepu.
Sebelumnya, petani di sejumlah kecamatan mengeluhkan susahnya mendapat pupuk terutama jenis urea. Jika ada pupuk, harganya mahal. “Sejak Senin (15/12) kemarin sudah mulai berjalan distribusinya. Kami akan pantau langsung,” kata Kepala Bagian Perekonomian Blora, Rudatiningsih.
Tambahan pupuk
itu untuk menjawab keluhan petani selama ini, dan dipastikan cukup karena sudah
sesuai dengan kebutuhan, ajuan dan jumlah lahan.
Sedangkan untuk
membeli pupuk bersubdisi, ujar Rudati, harus sesuai Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK) yang dibuat kelompok tani dengan mendata semua luas lahan
anggota dan kebutuhan pupuknya.
“Dengan RDKK,
kebutuhan pupuk tentu bisa tercukupi, kalau sampai kurang harus cari
penyebabnya,” tuturnya.
Diawasi
Rincian tambahan pupuk terdiri 3.750 ton urea, ZA (1.499 ton), SP36 (1.500 ton), Phonska (3.500 ton) dan Petroganik (2.400 ton). Penambahan pupuk ini merupakan kali kedua setelah Agustus-September lalu. ”Dengan tambahan tersebut, kini total pupuk untuk Blora sampai Desember mencapai 123.561 ton,” kata Rudatiningsih.
Rincian tambahan pupuk terdiri 3.750 ton urea, ZA (1.499 ton), SP36 (1.500 ton), Phonska (3.500 ton) dan Petroganik (2.400 ton). Penambahan pupuk ini merupakan kali kedua setelah Agustus-September lalu. ”Dengan tambahan tersebut, kini total pupuk untuk Blora sampai Desember mencapai 123.561 ton,” kata Rudatiningsih.
Dari total pupuk
untuk Blora, rinciannya urea 49.476 ton, ZA (11.709 ton), SP36 (13.186 ton),
Phonska (32.732 ton) dan Petroganik (16.458 ton). Jumlah itu cukup untuk
memenuhi kebutuhan petani sampai akhir tahun menyambut musim tanam I Desember
ini.
Di tempat
terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan
(Dintanbunakikan), Reni Miharti, membenarkan jatah pupuk untuk Blora
cukup. Pemkab melalui dinas yang dia pimpin sudah dua kali mengajukan tambahan
pupuk ke pemerintah pusat dan provinsi.
”Dua kali
mengajukan, dua kali Blora dapat tambahan pupuk, semua ini sesuai kebutuhan
yang diajukan,” katanya.
Menurut Reni, jika nanti di lapangan masih ditemukan ada kelangkaan, perlu adanya penataan ulang distribusi pupuk, mulai dari distributor, pengecer sampai tingkat petani dengan melakukan evaluasi terhadap pengawasan. (K-9/Ct WWS | jo-infoblora)
1 komentar:
tetapi ada beberapa pengecer resmi pupuk bersubsidi menjual pupuk tidak sesuai dengan HET. terutama di kec banjarejo. mohon untuk pemerintah/ dinas terkait di kab blora untuk menyikapinya.
Posting Komentar