![]() |
Pasien keluhkan pelayanan BPJS di RSUD Blora |
BLORA. Warga di Kabupaten Blora banyak
yang mengeluh, terhadap pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan Cabang Blora dan RSUD dr R. Soetijono. Sebab, kedua
lembaga tersebut dinilai tidak profesional dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. Sehingga, banyak masyarakat yang menjalani
rawat inap di rumah sakit harus merasakan dampak dari tidak baiknya
layanan itu.
”Obat yang kami butuhkan banyak yang tidak tersedia di apotek rumah
sakit. Padahal, kami membawa resep dokter dari BPJS,” kata salah satu
peserta BPJS Susanto Raharjo alias Tik Sun dengan nada kesal, Kamis
(4/9).
Menurut Tik Sun, awalnya dia dan keluarganya menjadi peserta BPJS Cabang Blora. Selama menjadi peserta, ia mengaku tidak pernah telat membayar iuran. Pada 19 Agustus lalu, dia dan istrinya mencoba menggunakan fasilitas BPJS untuk periksa kesehatan di RSUD dr R. Soetijono. Semua pemeriksaan tidak dipungut biaya, karena dia membawa kartu peserta BPJS. namun, ada persoalan ketika mau mengambil obat di apotek rumah sakit.
”Saya ambil obat pada 20 Agustus lalu. Saat itu, dari beberapa jenis obat yang diresepkan, ada dua jenis yang tidak tersedia. Saya masih maklum, mungkin stoknya habis. Tapi, setelah menunggu lebih dari 10 hari, saya datang lagi kalau obat yang dibutuhkan belum ada,” ujarnya.
Tik Sun meminta tanggung jawab dari BPJS Cabang Blora dan RSUD dr R. Soetijono tentang pelayanan yang tidak memuaskan tersebut. Padahal, obat adalah persoalan penting dan dibutuhkan pasien.
”Ini menyangkut nyawa pasien. Karena itu, saya minta layanan pasien diutamakan. Kalau keburu mati bagaimana,” tegas Tik Sun yang merupakan aktivis peduli Blora itu.
Sementara itu, Kepala BPJS Cabang Blora Novi saat akan dikonfirmasi, sedang tidak berada di tempat. Menurut salah satu pegawai BPJS Cabang Blora, pimpinannya sedang cuti melahirkan.
Terpisah, Kabid Layanan RSUD dr R. Soetijono Fatkhurrohim saat dikonfirmasi, tak mau menjawab secara tegas siapa yang bertanggungjawab soal obat itu. Dia malah meminta, menghubungi apoteker di apotek rumah sakit. ”Coba hubungi bu Acon (apoteker) selaku petugas di apotek,” kilahnya. (Aries-Murianews | Jo-infoblora)
Menurut Tik Sun, awalnya dia dan keluarganya menjadi peserta BPJS Cabang Blora. Selama menjadi peserta, ia mengaku tidak pernah telat membayar iuran. Pada 19 Agustus lalu, dia dan istrinya mencoba menggunakan fasilitas BPJS untuk periksa kesehatan di RSUD dr R. Soetijono. Semua pemeriksaan tidak dipungut biaya, karena dia membawa kartu peserta BPJS. namun, ada persoalan ketika mau mengambil obat di apotek rumah sakit.
”Saya ambil obat pada 20 Agustus lalu. Saat itu, dari beberapa jenis obat yang diresepkan, ada dua jenis yang tidak tersedia. Saya masih maklum, mungkin stoknya habis. Tapi, setelah menunggu lebih dari 10 hari, saya datang lagi kalau obat yang dibutuhkan belum ada,” ujarnya.
Tik Sun meminta tanggung jawab dari BPJS Cabang Blora dan RSUD dr R. Soetijono tentang pelayanan yang tidak memuaskan tersebut. Padahal, obat adalah persoalan penting dan dibutuhkan pasien.
”Ini menyangkut nyawa pasien. Karena itu, saya minta layanan pasien diutamakan. Kalau keburu mati bagaimana,” tegas Tik Sun yang merupakan aktivis peduli Blora itu.
Sementara itu, Kepala BPJS Cabang Blora Novi saat akan dikonfirmasi, sedang tidak berada di tempat. Menurut salah satu pegawai BPJS Cabang Blora, pimpinannya sedang cuti melahirkan.
Terpisah, Kabid Layanan RSUD dr R. Soetijono Fatkhurrohim saat dikonfirmasi, tak mau menjawab secara tegas siapa yang bertanggungjawab soal obat itu. Dia malah meminta, menghubungi apoteker di apotek rumah sakit. ”Coba hubungi bu Acon (apoteker) selaku petugas di apotek,” kilahnya. (Aries-Murianews | Jo-infoblora)
1 komentar:
Dari dulu layanan RS blora memang sangat BURUK.
Apakah ini dampak klo perekrutan tenaga medis kabarnya yang sering pake uang suap??
Diskes blora punya gudang farmasi entah apa kerjanya?
Sayang ga ada yang audit kinerja RS blora ato lbh luas DISKES Blora untuk diluruskan.
Posting Komentar