Parjo sedang menata koran dan majalah di pangkalannya. |
Pria yang kini dikaruniai satu anak itu, seakan tak bisa lepas menjalani hidupnya sebagai mitra media cetak. Sebab, disadari keterbatasan ketrampilan dan pendidikan yang dimiliki membuatnya harus bertahan dan tertantang untuk mengabdi pada profesi yang sudah dilakoni sejak masih remaja, demi mengais rejeki untuk menghidupi anak istrinya.
"Sudah lebih dari sepuluh tahun saya menjadi loper koran, mendapat laba dari penjualan koran dan majalah saya kumpulkan untuk membatu orang tua saat masih bujang. Kalau sekarang untuk menopang kebutuhan anak dan istri," ujarnya, baru-baru ini.
Berkat ketekunan dan kejujurannya, Parjo kini memiliki pelanggan koran dan dipercaya oleh sejumlah agen pemasaran untuk mengelola pelanggan-pelanggannya dan memasarkannya.
"Setiap pagi saya naik sepeda, ngantar koran ke kantor-kantor pemerintah dan sejumlah pelanggan lainnya. Saya tidak ingin terlambat mengantarkan koran, sebab keterlambatan akan membuat kecewa para pelanggan yang butuh membaca informasi," ujar warga Deluwangan Kelurahan Kauman, Blora itu.
Sebelum mengantar koran, dia menyiapkan rak dan memasang koran serta majalah edisi paling anyar. Kemudian, menata koran yang akan diantar ke pelanggan. Sementara, rak koran di pangkalan yang terletak di depan kantor Bupati Blora itu dipasrahkan pada salah satu teman yang dipercaya untuk melayani pembeli.
Tak lama, sekitar pukul 09.30 WIB, Parjo sudah kembali ke pangkalan. Sambil sesekali mengusap peluh capek dari perjalanan yang dilakoni sejak pukul 06.00 WIB, dia menghitung jumlah koran yang laku terjual.
"Alhamdullilah, kalau ada berita menarik, biasanya koran yang saya pasarkan laku banyak dan habis," tuturnya.
Harapan dan impian Parjo ke dapan adalah bisa memiliki rumah sendiri agar bisa membahagiakan anak dan istri.
"Saat ini saya tinggal di rumah kosong milik tetangga. Rumah itu boleh saya tempati dan diminta untuk merawat serta menjaganya. Berusaha nabung agar bisa beli tanah dan bangun rumah sendiri," tuturnya.
Kehidupan Parjo, adalah sisi lain dari sekian banyak loper koran yang tekun menjadi mitra kerja pemasaran media. Meski tidak mendapatkan gaji pokok tiap bulan, namun keberadaannya menjadi bagian dinamika penyambung informasi kepada masyarakat. Saking seringnya membaca berita di koran, kata dia, makin banyak ilmu yang diserap, bahkan terlintas mimpi-mimpinya ingin menjadi anggota dewan.
"Itu kan hanya mimpi-mimpi saya saja ingin menjadi anggota dewan. Sebab saya lihat dan baca berita kehidupan anggota dewan itu enak, gajinya besar, sering pergi-pergi dengan fasilitas yang bagus," ujarnya sambil tersenyum.
Yang jelas, bisa ikut memasarkan koran sudah bersyukur, bahkan hasilnya bisa membantu menyekolahkan keponakannya.
Karena letak pangkalannya strategis, tak jarang, para pewarta, acapkali terlihat kumpul sambil menyaring informasi di situ. (DPPKKI BLORA | Ms-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar