Aksi damai PMII Blora dengan memblokir akses jalan provinsi di perbatasan Blora-Rembang kemarin sempat membuat lalu-lintas macet. (rs-infoblora) |
Para mahasiswa itu terlihat duduk di tengah jalan provinsi Jateng ini, sedangkan
yang lainnya berorasi sambil membentangkan spanduk dan poster yang
berisi penolakan berdirinya pabrik semen. Mereka menilai, pendirian
pabrik semen justru akan merusak lingkungan. Pasalnya, hasil yang
didapat tak sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan.
”Warga di sekitar lokasi itu yang paling terkena dampaknya. Kami
menuntut dan mengajak warga, untuk menolak pendirian pabrik semen,” kata
salah satu aktivis, Ismu Ngatono.
Aksi blokir jalan yang dilakukan oleh aktivis PMII Cabang Blora itu
nyaris berujung ricuh. Sebab, para pengguna jalan merasa dirugikan
dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa itu dengan memblokir jalan.
Sehingga, sejumlah sopir kendaraan umum dan truk pengangkut barang
terlibat adu mulut dan saling dorong dengan para aktivis.
Namun, aksi
tersebut tak berlangsung lama, karena beberapa personel kepolisian dari
Polres Blora dan Polres Rembang yang berjaga-jaga langsung memisahkan dua kubu.
Akhirnya, massa PMII didorong oleh aparat untuk membubarkan diri.
Ketua PC PMII Cabang Blora Ngatono mengatakan aksi tersebut, menjadi
aksi yang kesekian kalinya untuk menolak pendirian pabrik semen di
Rembang. Pihaknya mengacam akan terus menggelar aksi serupa, dan
menuntut agar pabrik semen tak jadi dibangun. ”Lingkungan sekitar harus
diselamatkan, jangan sampai dirusak,” tegasnya.
Diketahui, aksi penolakan terhadap pendirian pabrik semen di Rembang
tidak hanya dilakukan oleh PMII Cabang Blora. Sebelumnya, kelompok yang
mengatasnamakan Geram juga mengadakan aksi serupa di depan kantor
bupati. (rs-infoblora | Aries-murianews)
0 komentar:
Posting Komentar