Home » , » Tebu Petani Tak Kunjung Diserap, DPRD Blora Curiga PT.GMM Giling Raw Sugar

Tebu Petani Tak Kunjung Diserap, DPRD Blora Curiga PT.GMM Giling Raw Sugar

infoblora.id on 24 Jun 2014 | 02.00

Peresmian dan giling perdana sudah dilakukan 4 Juni lalu, tapi hingga kini tebu petani belum terserap di PG Blora PT.GMM. (rs-infoblora)
BLORA. DPRD Blora mencurigai Pabrik Gula (PG) Blora yang dikelola PT Gendhis Multi Manis (GMM) di Kecamatan Todanan itu masih mengolah gula mentah (raw sugar) impor. Salah satu anggota DPRD yang ikut melakukan inspeksi mendadak (sidak) beberapa waktu lalu ke PG itu, Susanto mengatakan, sampai sekarang pabrik itu belum menerima tebu dari petani lokal. Belum normalnya mesin digiling, menjadi alasan pabrik itu.

”Waktunya terus mundur, ini ada apa. Kami curiga, mengapa mesin tidak segera diperbaiki dan diselesaikan. Jangan-jangan masih mengolah raw sugar impor,” katanya, Senin (23/6) kemarin.

Susanto menambahkan, selama ini, petani sudah menunggu lama PG Blora agar membeli tebu mereka. Sebab, pabrik sudah diresmikan dan giling perdana juga sudah dibuka pada 4 Juni lalu, namun tebu dari petani belum juga dibeli. 

Oleh karena itu, pihaknya meminta petani tebu bergerak, melakukan sweeping pada truk-truk besar yang keluar masuk pabrik. Sebab, truk-truk itu dicurigai mengangkut raw sugar impor masuk ke pabrik. Selain itu, truk tersebut juga dicurigai membawa keluar gula siap konsumsi hasil olahan dari gula mentah.

”Jika cara itu dilakukan, maka membeli tebu petani hanyalah kedok pabrik untuk mengelabuhi petani. Sweeping saja truk-truk itu. Apa yang dibawa keluar masuk pabrik itu. Jangan sampai petani dibohongi,” tegas politisi Partai Demokrat itu.

Pernyatan yang sama juga dilontarkan anggota DPRD yang lain, Seno Margo Utomo. Menurutnya, PT GMM pernah mendapat izin untuk mengimpor 80 ribu ton gula mentah. Hal itu diakui, sebagai insentif dari pemerintah karena sudah mendirikan pabrik gula.

”Gula mentah itu untuk keperluan uji coba mesin. Gubernur juga meminta menggiling 25 ribu ton saja, dan sisanya di gudang disegel oleh Bea Cukai. Kami curiga, sisa gula mentah itulah yang saat ini digiling,” ujarnya.

Sementara itu, GM PT GMM Edy Winoto saat dikonfirmasi membantah, adanya aktivitas giling raw sugar di pabriknya. Menurutnya, molornya penerimaan tebu petani karena murni masalah teknis mesin. Sebab, jika dipaksakan hasilnya tidak akan bagus, dan mesin akan kembali macet.

”Dengan molornya giling, kami justru yang paling rugi. Semua tahu, modal kami dari bank. Harus bayar bunga yang sudah berjalan,” keluhnya.

Saat ini, lanjutnya, tim teknis sudah berusaha untuk menyelesaikan setelan mesin yang pas. Sehingga, ketika digunakan bisa maksimal. Untuk sementara, akan menggiling 1.000-2.000 ton tebu per hari. Apabila sudah normal, akan dilanjutkan dengan giling penuh sebanyak 6 ribu ton tebu per hari. (rs-infoblora | Aries-murianews)
Share this article :

2 komentar:

Unknown mengatakan...

petani tebu di blora sangat resah dan rugi ..jika akhir bulan ini tidak giling tebu. dipastikan petani tebu blora kapok menanam tebu. atau beralih kemitraan dengan pabrik gula di jawa timur. saya yakin pasti ada permainan mengulur2 waktu giling.

Unknown mengatakan...

Rendemen Tebu 8 % hanya iming2 belaka..


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved