![]() |
Kepala DPPKKI Blora bersama Kabid Kebudayaan meninjau Goa Kidang, tempat ditemukannya fosil manusia prasejarah oleh para arkeolog. (rs-infoblora) |
BLORA. Dengan ditemukannya fosil tulang manusia prasejarah oleh tim arkeolog dari Balai
Arkeologi Yogyakarta di Goa Kidang, Desa Tinapan, Kecamatan Todanan,
Kabupaten Blora, rencananya di lokasi tersebut digagas akan dijadikan kawasan
museum alam untuk pendidikan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora, H. Slamet Pamudji,SH. M.Hum melalui Kepala
Bidang Kebudayaan, Suntoyo, S.Kar (04/06) kemarin.
“Sangat bagus untuk museum alam, keperuntukkannya bisa untuk
kepentingan wisata alam dan penelitian siswa-siswi sekolah serta
praktisi pendidikan,” ujarnya.
Dengan ditemukan bukti-bukti
prasejarah di kawasan Goa Kidang, menurut Yoyok, sapaan akrab Sutoyo,
maka kawasan tersebut bisa dibenahi dan di tata sehingga menarik untuk
di kunjungi.
“Misalnya, jalan yang menuju ke Goa, dibuat semacam
tangga, sehingga siswa yang berkunjung ke lokasi bisa lebih mudah. Atau
dilengkapi dengan satwa dan bukti-bukti lain dari hasil penelitian,”
jelasnya.
Kepala DPPKKI Blora, H. Slamet Pamudji, SH. M.Hum,
ketika meninjau lokasi evakuasi penemuan tulang manusia prasejarah di
Goa Kidang, Selasa (3/6) lalu mengatakan, hasil dari foto-foto dokumentasi
akan dikumpulkan dan di cetak untuk keperluan pameran.
![]() |
Seorang arkeolog membersihkan fosil manusia prasejarah Goa Kidang |
Sementara itu salah
seorang peminat kebudayaan Blora, Andri Sanjaya mengatakan hasil
penelitian arkeolog yang berhasil menemukan bukti-bukti kehidupan masa
lampau di Blora, akan semakin menarik untuk dijadikan referensi karya
ilmiah atau kajian sejarah di Blora.
“Asal tidak dicuatkan isu
seperti angker atau dihuni makhluk halus, tentu akan menambah daya tarik kawasan yang ada di sekitar Goa Kidang. Apalagi lokasinya juga tidak
jauh dari Pabrik Gula (PG) Blora milik PT.GMM. Tentu makin menambah daya tarik pengunjung,”
katanya.
Hanya saja, kata Andri, infrastruktur jalan menuju
lokasi, harus diperbaiki. Selain itu, harus sering dilakukan sosialisasi
dan sering digunakan berbagai kegiatan di kawasan goa Kidang.
Sementara itu, gagasan menjadikan museum alam pada situs Goa Kidang menuai dukungan dari sejumlah pihak.
Salah satunya adalah dukungan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Blora, HM. Kusnanto, SH. Sebab, dari hasil penelitian,
Goa Kidang merupakan satu-satunya Goa Hunian manusia prasejarah di
kawasan Karst Blora.
“Ya, saya sangat setuju gagasan menjadikan
Goa Kidang untuk museum, sebab itu adalah salah satu bukti kehidupan
manusia prasejarah yang ada di Blora. Ini tidak ada kaitannya dengan
politik, tetapi sebagai peminat dan pemerhati budaya Blora saya sangat
setuju,” tegas Kusnanto ketika di konfirmasi, Kamis (05/06).
Kusnanto yang juga pemerhati dan peminat
kebudayaan, mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan kawasan Goa Kidang
tersebut bisa menjadi pusat studi bagi para budayawan, guru atau dosen,
mahasiswa, dan pelajar serta lainnya.
“Yang penting saat ini
adalah membuat persiapan yang matang agar gagasan itu bisa terwujud,
jangan hanya di angan-angan saja,” kata pecinta motor besar Harley
Davidson itu.
Sebab, kata Kusnanto, mengingat areal kawasan karst
situs Goa Kidang merupakan kawasan Perum Perhutani KPH Blora, maka
perlu koordinasi antara pemerintah kabupaten, dinas terkait dengan
pihak Perhutani untuk pengawasan pelestarian sesuai dengan amanat
Undang-Undang Budaya nomor 11 tahun 2010.
“Sekali lagi saya sangat setuju dan memberikan apresiasi positif kepada Tim Peneliti dari Badan Arkeologi Yogyakarta,” ujarnya.
Menurut Kusnanto, yang tidak lama lagi akan akan bergeser jabatan dari
Ketua menjadi Wakil Ketua DPRD Blora itu, kekhawatiran dari Badan
Arkeologi terkait akan munculnya gangguan baik secara langsung maupun
tidak langsung atas pembangunan pabrik gula terhadap situs Gua Kidang,
diprediksi ‘tidak akan terjadi’ jika ada juru pelihara yang menjaga dan
bertanggung jawab atas keamanan serta kelestarian Goa Kidang.
Selain Kusnanto, Bupati Blora Joko Nugroho dipastikan juga menyetujui
hal tersebut. Hanya saja hingga informasi ini diwartakan, Bupati yang
akrab disapa Kokok itu belum bisa dikonfirmasi.
Pada kesempatan
yang sama Kepala DPPKKI Blora, H.Slamet Pamudji, SH. H.Hum melalui
Kepala Bidang Kebudayaan, Suntoyo, S.Kar, di kantornya, Kamis (05/06)
menjelaskan, ide gagasan menjadikan Goa Kidang menjadi museum alam
berasal dari studi di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Sebab, di
kabupaten tersebut sudah ada sejak lama.
“Saya terinspirasi dari
museum alam yang ada di Kabupaten Wonogiri, sehingga kalau di kawasan
Goa Kidang juga dijadikan museum, maka akan memiliki nilai dan daya
tarik budaya tersendiri untuk Blora, selebihnya sebagai pusat kajian
berbagai ilmu,” ungkapnya.
Dikatakan oleh Suntoyo, sangat
strategis dan representatif jika ada bangunan museum di dekat mulut Gua
Kidang berisi data dan temuan hasil penelitian. Disamping itu bisa
dikembangkan untuk pembudidayaan atau perlindungan satwa. “Saya lihat masih ada ayam hutan yang berseliweran di kawasan Goa Kidang,” katanya.
Sementara itu, sumber makalah budaya yang dirilis Dra Indah Asikin
Nurani, M.Hum dari Balai Arkeologi Yogyakarta merekomendasikan situs Goa
Kidang berpotensi menjadi Museum Situs yang di dalamnya menjadi pusat
kajian berbagai studi, baik arkeologi, geologi, biologi maupun
anthropologi ragawi. Selain itu sebagai wisata budaya tentang goa hunian
manusia masa prasejarah. Sebab pihaknya telah melakukan penelitian
budaya akhir plestosen di kawasan karst Blora sejak tahun 2005 lalu.
(rs-infoblora | Teguh-DPPKKI Blora).
0 komentar:
Posting Komentar