![]() |
Pemkab Blora ajukan tambahan pasokan elpiji 3 kg karena akhir-akhir ini terjadi kelangkaan dan melambungnya harga di pasaran. (rs-infoblora) |
BLORA. Sekitar sebulan terakhir warga masyarakat Kabupaten Blora diresahkan dengan adanya kelangkaan elpiji 3 kilogram dan melambungnya harga gas melon tersebut. Namun dalam waktu dekat keresahan tersebut akan bisa sedikit teratasi karena Pemkab Blora melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Blora mengajukan penambahan pasokan gas elpiji 3 kilogram.
"Penambahan pasokan elpiji 3 kilogram sekitar 12 sampai 15 persen," ungkap Maskur, Kepala Disperindagkop UMKM Blora, kemarin.
Maskur menjelaskan, selama ini kuota elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Blora hanya sekitar 20 truk per minggu dimana satu truk berisi 560 tabung gas ukuran 3 kg. "Semua dipasok dari SPBE yang ada di Blora dan di Cepu dengan masing-masing sekitar 10 truk per minggu," katanya.
Bagaimana proses pendistribusian penambahan pasokan elpiji 3 kg tersebut, pihaknya akan melakukan survey di lapangan terlebih dahulu. Maskur, yang juga mantan sataf ahli Bupati ini mengungkapkan penambahan pasokan elpiji ini tidak akan dibagi rata ke seluruh Kabupaten Blora.
"Jadi nanti dilihat dulu wilayah mana yang kekurangan pasokan, baru nanti dilakukan penambahan di tempat tersebut. Untuk wilayah yang tidak kekurangan tentu saja tidak diprioritaskan untuk mendapatkan penambahan pasokan," ungkap Maskur.
Untuk diketahui, sampai saat ini keberadaan agen dan pangkalan gas elpiji 3 kg di seluruh kecamatan di Kabupaten Blora juga tidak merata. Hal ini diduga menjadi penyebab langka dan mahalnya harga elpiji di wilayah kecamatan tertentu. Terutama tingkat pangkalan yang harus menambah biaya transportasi mengingat minimnya jumlah agen di wilayah tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah agen elpiji 3 kg di Kabupaten Blora hanya ada 6. Dari 6 agen tersebut, 3 berada di Kacamatan Blora Kota dan 3 lainnya di Kecamatan Cepu.
Sedangkan untuk data jumlah pangkalan elpiji 3 kg ini paling banyak berada di Kecamatan Cepu dengan 99 pangkalan, disusul Kecamatan Blora Kota dengan 62 pangkalan, kemudian Kecamatan Ngawen dengan 36 pangkalan.
Selanjutnya Kecamatan Kedungtuban dengan 26 pangkalan, Kecamatan Todanan 25 pangkalan, Kecamatan Randublatung 24 pangkalan, Kecamatan Jepon 22 pangkalan, Kecamatan Tunjungan 20 pangkalan.
Kecamatan lainnya berada di bawah 20, yakni Kecamatan Banjarejo 12 pangkalan, Kecamatan Sambong dan Japah masing-masing 11 pangkalan, Kecamatan Jati dan Kunduran masing-masing 9 pangkalan, Kecamatan Jiken dan Kradenan masing-masing 4 pangkalan, serta paling sedikit Kecamatan Bogorejo dengan 2 pangkalan saja.
Tidak meratanya penyebaran agen dan pangkalan elpiji 3 kg ini mengakibatkan harga melambung. Terutama di wilayah kecamatan yang jumlah pangkalannya sedikit seperti Bogorejo. Otomatis jarak antar pangkalan sangat jauh sehingga para pengecer menjual ke konsumen lebih mahal dengan alasan biaya transport.
Bupati Blora, Djoko Nugroho dalam rapat koordinasi di Pemkab beberapa waktu lalu telah menginstruksikan dinas terkait untuk menata ulang jalur distribusi gas elpiji 3 kg ini agar tidak terjadi ketimpangan pendistribusian yang bisa mengakibatkan naiknya harga dan kelangkaan. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar