![]() |
Petani mulai resah ditengah masa tanam kedua, stok pupuk mulai langka. Kalaupun ada harganya sangat mahal. (rs-infoblora) |
”Sebelum ada pengurangan jatah pupuk, petani sering kesulitan mencari pupuk bersubsidi, terutama saat musim tanam tiba. Apalagi kalau pemerintah mengurangi jatah pupuk, kami khawatir petani semakin kesulitan mendapatkan pupuk,” ujar salah seorang petani Teguh, kemarin.
Petani warga Kunduran itu mengaku, pada musim tanam pertama beberapa bulan lalu dan sebelumnya kerap mengalami kelangkaan pupuk. Bahkan, tidak jarang petani terpaksa mencari hingga ke luar daerah untuk mendapatkan berbagai jenis pupuk bersubsidi.
Keluhan serupa juga diutarakan petani lainnya, Prapti yang sering mencari pupuk hingga ke kecamatan dan kabupaten tetangga untuk mendapatkan pupuk. Apalagi usia tanaman padi kurang dari 1,5 bulan sangat membutuhkan pupuk agar padi tumbuh subur.
Sementara itu, untuk mengantipasi kelangkaan pupuk pada musim tanam kedua 2014, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Kabupaten Blora, mengajukan tambahan pupuk kepada Pemprov Jateng, sebanyak 1.113 ton.
”Pengajuan itu berdasarkan kebutuhan petani yang dituangkan dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK),’’ ujar Kepala Disperindagkop dan UMKM Maskur kemarin.
Dia mengatakan, pengajuan tambahan pupuk itu sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Saat ini sedang menunggu hasilnya. Apakah akan dipenuhi atau tidak. Pemkab berharap pengajuan tambahan itu dipenuhi, karena untuk menjamin ketersediaan pupuk bagi petani.
Berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) pupuk dari petani, tambahan itu di antaranya adalah pupuk urea sebanyak 700 ton, ZA sebanyak 400 ton, SP 36 sebanyak 2,5 ton, Phonska 6,5 ton dan Petroganik 4 ton. Seluruh tambahan itu, untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani. Sebab, untuk mengatasi kelangkaan bulan lalu, jatah untuk dua bulan berikutnya dimajukan.
Ia menyebutkan, pengurangan kuota pupuk di Blora tahun 2014 sekitar 79. 329 ton. Dengan rincian pupuk urea sebanyak 37.226 ton, pupuk ZA 6.539 ton, SP-36 sebanyak 8.980 ton, serta NPK sebanyak 18.157 ton, dan Petroganik 8.427 ton. Jatah itu, jauh lebih banyak jatah untuk 2013 yang sekitar 98 ribu ton.
"Jatah itu terdiri dari urea mencapai 46 ribu ton. Kemudian ZA sebanyak 8.700 ton, SP 36 sebanyak 11.200 ton, NPK sebanyak 22.100 ton dan pupuk organik sebanyak 10 ribu ton. Alokasi ini memang tidak sebanding dengan kebutuhan pupuk di Blora,” pungkasnya. (rs-infoblora | Sumarni-murianews.com)
0 komentar:
Posting Komentar