![]() |
Amin Faried, Koordinator LSM Blora Crisis Center (BCC). |
Aksi dilaksanakan di perempatan Grojokan. Sejumlah aktivis BCC membagikan selebaran kepada para pengguna jalan. Beberapa di antara mereka secara bergantian juga berorasi.
"Kami mendukung penuh berdirinya pabrik gula di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan. Dan kami juga mendukung penuh penggilingan raw sugar (gula mentah) di pabrik tersebut dalam rangka ujicoba mesin,'' ujar Koordinator BCC, Amin Faried Wahyudi.
Menurutnya PG Blora sudah berdiri megah di Desa Tinapan. Harapan menuju perubahan yang lebih baik jelas terpancar di seluruh masyarakat Blora. Amin Faried menegaskan dampak positif yang diharapkan dengan berdirinya pabrik gula tersebut adalah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Blora.
Lebih lanjut Amin Faried mengemukakan saat ini PG Blora sudah siap untuk ujicoba mesin baru. Menurut rencana ujicoba itu akan dilakukan pada akhir Maret 2014. Dalam ujicoba tersebut akan digiling gula mentah (raw sugar) sebanyak 80.000 ton. Penggilingan gula mentah itu telah mendapatkan ijin dari pemerintah. ''Dengan harapan setelah ujicoba mesin, PG Blora siap giling tebu para petani,'' katanya.
Menurutnya raw sugar diperlukan untuk ujicoba giling agar mesin bisa mencapai kinerja yang optimal dan memberikan jaminan rendemen 8 persen untuk setiap tebu petani Blora yang akan digiling mulai akhir Mei 2014.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Amin Faried menuturkan, musim giling tebu itu akan berlangsung selama 150 hari atau lima bulan. Dengan luas lahan tebu di Blora saat ini mencapai 4.000 hektar, maka panen tebu di wilayah Blora akan terserap seluruhnya di pabrik gula yang berada di Desa Tinapan tersebut. ''Dengan demikian petani tebu Blora akan semakin terjamin pendapatannya,'' tegasnya.
Amin mengemukakan saat ini di Indonesia masih kurang 2,8 juta ton gula pertahun. Itu terjadi karena pabrik gula yang ada di Indonesia hanya mampu memproduksi gula sebanyak 2,5 juta ton pertahun. Padahal kebutuhan gula di Indonesia mencapai 5,5 juta ton. ''Akibatnya apa, Indonesia terpaksa impor gula,'' tegasnya.
Dengan mulai berproduksinya PG Blora diharapkan akan bisa menambah produksi gula dalam negeri. ''Rakyat Blora harus bersatu menuju Blora yang lebih baik dengan adanya pabrik gula di Blora,'' tegas Amin dalam orasinya.
Rencana penggilingan raw sugar di pabrik gula PT GMM di Blora sebelumnya dipertanyakan sejumlah pihak di luar Blora. Mereka beralasan penggilingan gula mentah sebanyak itu dikhawatirkan akan mengganggu penyerapan tebu para petani. (rs-infoblora | abdul muiz)
0 komentar:
Posting Komentar