![]() |
Sukandar bersama beberapa karyawannya di ruang kerjanya sedang mengerjakan seragam pegawai PPGJ. (ali-infoblora) |
Demikian pula yang menimpa Sukandar. Lelaki yang tinggal di Dusun Wates, Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora ini tak mau larut dalam eforia industri gas dengan segala hitam putihnya. Kebetulan desanya menjadi lokasi Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ).
Tak seperti kebanyakan warga Sumber lainnya yang berobsesi sebagai karyawan pabrik gas. Pria yang lahir 48 tahun silam ini memilih berdikari dengan membuka usaha konveksi. Itu bagian dari pengalaman yang menempanya selama merantau di Jakarta.
“Sepuluh tahun lalu saya memang kerja di pabrik konveksi di sana,” kata Sukandar, saat ditemui di rumahnya.
Seiring masuknya industri gas di kampungnya menjadikan usaha kecil miliknya bergeliat. Kini Mbah Gendut, demikian dia akrab disapa, mampu merekrut belasan tenaga kerja yang berasal dari desa setempat.
Meski baru berdiri dalam hitungan bulan, kwalitas dan mutu produksinya dari Lestari Colection Sumber ini dipercaya menggarap order pembuatan seragam. Hasilnya kepulangan Mbah Gendut ke kampung halaman pada tahun 2000 tak sia-sia.
Rintisan usaha konveksi bukan yang pertama dilakukan setelah balik kandang. Dia sempat membuka usaha oven tembakau. Karena musim tembakau sifatnya adalah musiman setiap 3 bulan sekali, akhirnya disaat jeda paska usaha tembakau itulah, dia memiliki ide untuk mendirikan konveksi kecil-kecilan.
Ide itu langsung mendapat dukungan dari teman-temannya di Dusun Wates yang pernah ikut merantau di Jakarta bersamanya. "Akhirnya saya berpikiran untuk lebih membesarkan lagi usaha konveksi ini," kata Mbah Gendut.
Tak sedikit rekan-rekan yang sama profesi dengannya tidak kembali lagi bekerja di Jakarta. Tidak baliknya karena sudah menikah, dan ada yang tidak mendapat ijin dari suami paska menikah, karena sudah memiliki anak juga.
Berawal dari dukungan itulah, Mbah Gendut berinisiatif untuk membeli alat-alat konveksi seperti mesin jahit, mesin obras dan mesin kam atau alat untuk membuat segala macam kerah, lipat tangan atau kaki. Meski baru berjalan 5 bulan sudah menerima order pemesanan dari beberapa kalangan.
"Awalnya saya punya inisiatif untuk mengambil kerjaan atau order dari Jakarta, dimana dulu waktu saya pernah bekerja," jelasnya.
Mbah Gendut sangat peduli terhadap kwalitas produk. Oleh karena itu pula sering dipercaya oleh perusahananya tempat kerjanya dulu di Jakarta menggarap order. Seperti order pembuatan kaos basket, kaos sepeda, kaos sepak bola dan lain-lain.
“Semua produk dari order tersebut yang bertaraf ekspor," tandasnya.
Seiring berjalannya waktu akhirnya mampu memproduksi sendiri dengan melayani order sekolah, instansi pemerintah dan swasta. Ordernya mulai dari kaos, baju, hingga seragam. "Untuk karyawan proyek yang ada di sekitar PPGJ di Desa Sumber juga kita kerjakan," imbuh Mbah Gendut.
Dia bersyukur atas dukungan rekan-rekannya yang turut bersemangat membesarkan usaha itu. Usaha itu dia harapkan mampu mengangkat derajat warga sekitar dengan turut bekerja bersamanya.
"Yang namanya usaha pasti ada kendalanya. Kami berharap ada perhatian berbagai pihak untuk turut membantu dalam pengembangan usaha ini," harap Mbah Gendut.
Kepala Desa Sumber, Zaki Bachroni, menyampaikan apresiasi positifnya terhadap kemandirian warganya dalam meniti usaha yang dirintis mulai dari nol tersebut. Usaha konveksi itu juga fokus ke pemesanan seragam project baik yang di proyek lapangan Banyuurip di Gayam, Bojonegoro, maupun proyek Migas lainnya.
Zaki mengaku, sering berkomunikasi dengan warganya. Termasuk Sukandar yang menginginkan perhatian dari pemerintah daerah setempat, terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) ini.
"Support pemerintah atau pihak-pihak tertentu itu bisa diwujudkan dalam bentuk sarana pelatihan yang mumpuni, atau fokus pada produksi dan didukung alat-alat , serta trainer yang mumpuni," ujar Zaki.
Zaki menuturkan, geliat ekonomi di seputar Blok Gundih bermacam-macam wujudnya. Terutama di desanya yang kini sedang dibangun Central Processing Plan (CPP) Gundih untuk Proyek Pengembangan Gas Jawa oleh PT Pertamina EP.
Bagi Zaki, melihat geliat ekonomi yang berlandaskan kemandirian itu, maka sudah selayaknya menjadikan Sumber sebagai desa binaan Pertamina, apalagi sebagai desa lokasi pabrik gas.
"Sehingga usaha-usaha tersebut mendapatkan pendampingan menuju kesuksesan, serta turut mengangkat derajat warga seputar Blok Gundih," pungkas Zaki. (rs-infoblora | kontributor : ali musthofa)
0 komentar:
Posting Komentar