Home » , » CPP Gas Blok Gundih di Desa Sumber Kradenan Memasuki Gas On Stream 28 Februari

CPP Gas Blok Gundih di Desa Sumber Kradenan Memasuki Gas On Stream 28 Februari

infoblora.id on 22 Feb 2014 | 08.00

Central Processing Plant (CPP) Blok Gundih di Desa Sumber Kec.Kradenan Blora siap memproduksi gas di akhir Februari 2014. (rs-infoblora)
BLORA. Gas hasil olahan dari Central Processing Plant (CPP) Gundih di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora dinyatakan memasuki tahapan gas on stream (siap dialirkan) mulai akhir bulan Februari 2014.

Peningkatan tahapan hingga produksi gas dalam Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) tersebut seperti disampaikan oleh, Aldo Pardede, Fasilitator Produksi CPP Gundih saat sosialisasi awal Gas on Stream di Balaidesa Sumber kemarin. "Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, maka dicanangkan Gas On Stream pada tanggal 28 Februari mendatang," ujarnya.

Aldo menjelaskan, gas siap dijual kerjasama dengan dialirkan ke PLN Tambak Lorok, Semarang. Penyalurannya melalui pipa milik  PT Sumber Petrindo Perkasa sesuai dengan kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) Nomor: 885/EP0000/2006-S0, tanggal 21 Desember 2006.

Menurut Aldo, kapasitas maksimal CPP Gundih ini mencapai 70 MMSCFD. Gas natural atau gas bakunya yang diproses berasal dari 8 sumur yang ada di Blok Gundih. Adapun 8 sumur itu, satu sumur Kdl I (Kedunglusi), sumur  RBT I dan II (Randublatung), sumur KTB di Desa Pulo dan Desa Wado (Kedungtuban).

Selain produksi gas saat kapasitas maksimal, juga ada produk sampingan berupa kondesat dan air terikut. "Saat ini kondisi sumur yang siap dialirkan baru dari sumur KTB 1, 3, 6 dan RBT 1 yang itu baru 40 persen dari desain kapasitas maksimal. Jadi hasilnya diperkirakan separo dari hasil produksi gas maksimal ," ungkapnya.

Lalu bagaimana dengan air terikut yang jadi produk sampingannya? Aldo menyatakan, bahwa air yang dihasilkan tetap ramah lingkungan karena setelah melalui beberapa prosedur pengolahan.

"Air terikut akan diolah terlebih dahulu di CPP untuk mengurangi atau memisahkan kadar gas dari air sebelum dibuang ke lingkungan atau diinjeksikan ke sumur warga. Karena air itu tetap melalui proses yang hasilnya mengutamakan ramah lingkungan," jelasnya.

Sedangkan bagaimana jika terjadi keadaan darurat seperti kebocoran gas atau kebakaran gas? Terkait masalah ini, Rio Satriawan, dari Tim SHE Pertamina EP menjelaskan, bahaya gas terutama H2S yang sangat tinggi bisa berbahaya.  Hal itu bisa diantisipasi dengan prosedur-prosedur penanganan kebocoran gas.

"Kita akan berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk mengumpulkan warga di balai desa sambil menunggu langkah lanjutan. Dan menunggu kabar dari tim yang menangani posedur kebocoran gas di dalam CPP," katanya.

Rio menambahkan, sebelum Gas on Stream itu dilakukan akan dilakukan simulasi antisipasi kondisi darurat. "Biar tidak memunculkan kepanikan, karena bila warga semakin panik, maka akan semakin sulit untuk mengikuti petunjuk-petunjuk yang semestinya dilaksanakan," ujarnya.

Demikian pula, selama proses produksi berlangsung tidak menutup kemungkinan ada insiden yang memiliki pengaruh negatif kepada warga sekitar. "Kita selalu terbuka. Bilamana ada laporan dari warga langsung akan diterjunkan tim ke lapangan," imbuh Rio. (rs-infoblora | kontributor : ali musthofa)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved