INFOBLORA.ID - Kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Kabupaten Blora mengalami peningkatan pada 2025. Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora menyebut lonjakan ini bukan semata-mata karena penularan yang meningkat, melainkan akibat skrining yang semakin masif dilakukan.
Kepala Dinkesda Blora, Edi Widayat, mengungkapkan, sejak Januari hingga Agustus 2025 tercatat 145 kasus baru HIV. Jika dirata-rata, setiap bulan ditemukan lebih dari 18 kasus baru.
“Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya pada 2021 jumlah kasus hanya 96 kasus, kemudian 2022 ada 213, tahun 2023 sebanyak 190 kasus, dan pada 2024 tercatat 212 kasus,” jelas Edi, Sabtu (27/9/2025).
Ia menambahkan, jika melihat data empat tahun terakhir (2021–2024), rata-rata kasus HIV baru setiap bulan di bawah 17 kasus. Artinya, penambahan kasus baru tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Harapan kami memang meningkat, dalam arti keaktifan kita dalam skrining makin gencar. Kalau temuan HIV sedikit justru menandakan upaya skrining terkesan pasif,” paparnya.
Edi menegaskan bahwa peningkatan temuan kasus HIV merupakan hal yang positif karena menunjukkan bahwa program skrining dan edukasi masyarakat berjalan efektif.
“Kita selama ini aktif mencari kasus, aktif menyosialisasikan, dan aktif menyadarkan masyarakat yang punya gejala. Sehingga, kita temukan lebih banyak, lebih bagus. Dengan begitu bisa segera ditangani dan tidak menularkan ke orang lain,” terangnya.
Menurutnya, skrining secara masif sangat penting untuk memastikan penderita HIV segera mendapat pengobatan dan mencegah penularan lebih luas.
“Misal ibu hamil yang terdiagnosis HIV, selain diobati, saat melahirkan harus melalui operasi sesar. Ini untuk memutus mata rantai penularan dari ibu ke bayi,” imbuhnya.
Dinkesda Blora berkomitmen melanjutkan upaya skrining dan edukasi HIV/AIDS agar semakin banyak penderita yang terdeteksi sejak dini dan segera mendapatkan pengobatan untuk menekan risiko penularan.
0 komentar:
Posting Komentar