INFOBLORA.ID - Banjir yang melanda pada Senin lalu (19/5) mengakibatkan beberapa infrastruktur di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora rusak. Tercatat enam jembatan rusak, dua ruas jalan terjadi longsor, dan satu cekdam ambrol.
Camat Ngawen Zainuri mengungkapkan, pihaknya dengan
tim gabungan Dinas Pekerjan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)
Blora, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Blora, dan Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melakukan asesmen usai banjir melanda.
Banyak infrastruktur umum yang rusak, tersebar di
beberapa desa. ''Jembatan putus, penurunan trap, longsor, dan satu dam ambrol,”
katanya. Pihaknya mengaku, tim gabungan yang menyisir lapangan bakal memberikan
solusi. Baik itu pembangunan kembali infrastruktur yang rusak dengan APBD maupun
dengan sistem gotong-royong bersama warga dan pemerintah desa setempat.
''Hasil asesmen dari tim BBWS dan tim DPUPR untuk
cekdam harus diperbaiki secepatnya. Karena membahayakan aktivitas warga (karena
tanggul saat ini dipergunakan warga sebagai jalan lintas desa) dan berpotensi
mengakibatkan kerusakan cekdam lanjutan,” jelasnya.
Pihaknya mengatakan, BBWS telah melakukan ukur dan
akan mendesain tanggul. Pelaksanaan pembangunan menunggu cuaca kemarau.
Agar proses pembangunan tanggul tidak terganggu hujan dan banjir. ''Untuk
perbaikan jalan akan dilakukan oleh Pemerintah Desa Sendangagung (Kecamatan
Ngawen),” terangnya.
Adapun jembatan yang rusak dan solusi yang diberikan
meliputi:
1. Jembatan Gondang
Jembatan mengalami kerusakan patah dan mengalami penurunan trap. Sehingga,
jalan di area jembatan menjadi retak dan mengalami penurunan. Rekomendasi dari
tim DPUPR yaitu, perlu melakukan pengusulan anggaran untuk perbaikan Jembatan
Gondang (pada perubahan tahun anggaran) yang merupakan aset Kabupaten Blora.
2. Jembatan Temuwoh
Jembatan Temuwoh mengalami ambrol pada sisi selatan jembatan akibat banjir yang
terjadi. Pemerintah Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen dan warga sedang
melakukan kerja bakti menggunakan alat berat (eksavator) untuk perbaikan
jembatan.
Agar tidak terjadi longsor susulan dan mengupayakan
untuk menutup jembatan yang berlubang, dengan bantuan material berupa kawat
bronjong dari DPUPR. Adapun Jembatan Temuwoh telah dianggarkan untuk pembuatan
jembatan baru dan saat ini proses pembangunan dalam tahapan lelang.
3. Jembatan Canggah
Jembatan Canggah yang juga terletak di Desa Talokwohmojo saat ini mengalami
kerusakan ringan pada kloneng jembatan. Perbaikan segera dilakukan oleh
pemerintah desa setempat dengan melakukan pengelasan pada kloneng jembatan.
4. Jembatan Canggah Gantung,
Desa Talokwohmojo
Mengalami kerusakan sedang yaitu pada pembatas jembatan dan besi keropos pada
pilar jembatan. Pemerintah Desa akan memperbaiki dengan melakukan pengelasan
dan penguatan besi yang keropos.
5. Jembatan Desa Sendangrejo
Jembatan mengalami kerusakan berupa ambrolnya jalan pada jalan di ruas
jembatan. Pemerintah Desa sudah melakukan penutupan jalur akses ke Jembatan.
Perbaikan akan dilakukan dengan mekanisme pembangunan partisipatif antara
Pemkab melalui DPUPR (dengan memberikan bantuan kawat bronjong), pemerintah
desa dan gotong royong warga.
6. Jembatan Kendayaan
Jembatan di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar yang biasa dipergunakan
mengangkut hasil panen mengalami kerusakan berupa longsor pada bagian bawah
pilar jembatan. Sehingga, membahayakan konstruksi.
Rencana penanganan sementara yang akan dilakukan yaitu
secara kolaboratif melalui DPUPR Kabupaten Blora yang akan memberikan bantuan
berupa kawat bronjong dan sandbag, serta
pemerintah desa yang akan menyediakan batu dan kelengkapan lain serta warga
yang akan bergotong-royong.
7. Jalan Makadam Kendayaan
Jalan Makadam Kendayaan yang dibangun menggunakan Bankab 2025 pada bulan April
mengalami kerusakan. Yaitu, hilangnya material lapisan atas pada jalan yang
hanyut terbawa arus banjir. Langkah yang akan dilakukan oleh desa yaitu
melaporkan bencana yang terjadi dan akan gotong royong melakukan pembenahan
pada jalan yang rusak.
8. Jalan Desa Dukuh Ngembak,
Sumberejo
Jalan Desa yang terletak pada Dukuh Ngembak mengalami longsor dan kondisi saat
ini tidak dapat dilalui. Pemerintah desa dan warga telah melakukan kerja bakti
untuk penanganan sementara agar tidak terjadi longsor kembali menggunakan
bambu. Penanganan kolaboratif selanjutnya akan dilaksanakan dengan bantuan
DPUPR (berupa kawat bronjong dan pilar untuk penguatan) bersama Pemerintah Desa
Sumberejo serta warga desa.
0 komentar:
Posting Komentar