![]() |
Pertemuan sederhana di rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer bersama adik kandungnya, Soesilo Toer yang digagas para Duta Wisata Blora, Sabtu (9/6/2018). (foto: dok-ib) |
Karena di kota kecil inilah lahir
sastrawan besar dunia, Pramoedya Ananta Toer yang kini namanya sedang
naik daun karena novelnya “Bumi Manusia” akan difilmkan Hanung
Bramantyo.
Momentum inilah yang dimanfaatkan para
duta wisata Kabupaten Blora untuk mengenang dan mengenalkan sosok
Pram (panggilan akrabnya) kepada khalayak luas bahwa ia masih
memiliki peninggalan berupa Rumah Masa Kecil yang kini dijadikan
sebuah Perpustakaan oleh adik kandungnya, Soesilo Toer.
Sore itu, Sabtu (9/6/2018), belasan
muda-mudi Duta Wisata Kabupaten Blora mendatangi Rumah Masa Kecil
Pram yang dikenal sebagai Perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak
Semua Bangsa (PATABA) di Jl.Sumbawa Nomor 40 Kelurahan Jetis, Blora.
Mereka hendak melaksanakan pertemuan kecil dengan Soesilo Toer yang
dikemas dengan acara buka bersama.
Duduk lesehan di karpet ruang tamu,
para duta wisata ini bertukar cerita dengan Soesilo Toer tentang
sosok Pramoedya Ananta Toer. Hadir pula ditengah pertemuan itu,
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
(Dinporabudpar) Blora, Drs. Kunto Aji dan Kasie Promosi Pariwisata,
Yetti Romdonah.
Ada banyak kisah dan kenangan yang
disampaikan Soesilo Toer kepada anak-anak muda itu. Mulai ketika ia
kecil bersama Pram sampai tumbuh besar dan tidak dikenal oleh Pram.
![]() |
Soesilo Toer (paling kiri) bercerita tentang kisah kakaknya yang berhasil mencuri perhatian dunia lewat karya sastranya. (foto: dok-ib) |
Ayahnya adalah seorang guru, sedangkan
ibunya seorang penjual nasi. Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya
Ananta Mastoer. Dikenal sebagai sosok yang pemberani dan siapa sangka
mereka pernah terpisahkan hampir selama 13 tahun lamanya karena
Pramoedya ditangkap dan dipenjarakan karena dianggap sebagai kaum
kiri di orde itu.
“Ketika terbebas dari hukumannya Pram
sampai tidak mengenali adik kandungnya sendiri. Begitu pun saya juga
takut menegurnya, karena wataknya yang keras. Ketia ia tahu saya ini
adik kandungnya, ia pun menangis,” ucap Soesilo Toer.
Melanjutkan ceritanya, Pak Soes juga
menuturkan bahwa kecintaan Pramoedya pada dunia sastra bahkan
Indonesia tidak membuatnya terlena.
“Pram pernah hampir diberikan uang
sebesar $400 USD agar novelnya yang berjudul Bumi Manusia dijadikan
film di luar negeri, namun secara tegas ia menolaknya. Karena ia
hanya ingin bukunya di jadikan film pertama kali oleh anak bangsa
Indonesia,” lanjut Pak Soes.
Banyak sekali buku karya Pram yang
disukai dan dikenal di seantero dunia. Bahkan sudah diterjemahkan
dalam empat puluhan bahasa asing dan tersebar ke seluruh belahan
dunia. Banyak juga pendatang, khususnya penggila sastra yang nekat
datang ke Blora karena penasaran dengan kampung halaman Pram,
khususnya rumah masa kecilnya yang masih menyimpan berbagai karyanya.
“Pertemuan singkat ini menjadi
kesenangan tersendiri untuk seluruh teman-teman Duta Wisata Kabupaten
Blora. Bukan sebuah pertemuan pesta raya yang mewah melainkan
pertemuan sederhana kekeluargaan, namun rasa yang dihadirkan bisa
mengantarkan kami sejenak merasakan bagaimana ketika hidup pada masa
penjajahan dan bagaimana menjadi seorang pejuang pada masa itu
melalui cerita Pak Soesilo Toer,” ucap Dewi Ramadhani, salah satu
anggota peguyuban Duta Wisata Blora.
Menurutnya datang dan berdialog dengan
Pak Soes serasa bernostalgia karena yang diceritakan telah pergi
menghilang namun jejak karya yang dihasilkan akan selalu dikenang. Ia
dan teman-temannya semakin lebih bersemangat mengenalkan sosok Pram
kepada masyarakat luas.
“Seorang Duta Wisata memang harus
mampu mengetahui seluk beluk sejarah daerahnya baru ia bisa
mengenalkannya pada orang lain dan daerah lain. Dia harus mencintai
daerahnya demi memajukannya, bukan hanya sebuah title namun juga
sebuah amanah untuk menjalankannya agar bagaimana ia bisa
mempromosikan potensi daerahnya dengan baik, salah satunya potensi
wisata sastra di Rumah Pram ini,” ucap Drs. Kunto Aji.
baca juga : klik - Kemendikbud Segera Revitalisasi Rumah Pramoedya Ananta Toer
baca juga : klik - Kemendikbud Segera Revitalisasi Rumah Pramoedya Ananta Toer
Tak hanya itu, ia juga menuturkan bahwa
semua pihak harus bisa ikut turut serta menjaga keberadaan Rumah asli
Pramoedya yang kedepan direncanakan menjadi daya tarik wisata sastra
di Blora.
“Berbarengan akan dibuatnya film Bumi
Manusia oleh sutradara Hanung Bramantyo, kami mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk bisa membantu mensukseskan film dan mendukung
keaslian film tersebut. Nama Pram selalu identik dengan Blora. Ketika
film tentang karya Pram sukses dibuat, maka kedepan nanti diharapkan
Blora akan semakin banyak dikunjungi sebagai tujuan wisata sastra,”
pungkas Drs. Kunto Aji. (ra/ani-ib)
0 komentar:
Posting Komentar