Paguyuban Seni Barongan Blora "Risang Guntur Seto" konsisten melestarikan seni tradisi Blora hingga 19 tahun dan berharap terus berkarya. (foto: dok-ib) |
Ya, sebut saja Paguyuban Seni Barongan
Blora “Risang Guntur Seto”. Paguyuban yang didirikan oleh Adi
Wibowo 20 Mei sembilan belas tahun silam ini membuktikan bahwa seni
tradisional tidak akan mati tergerus kemajuan zaman. Perkembangan
teknologi justru dimanfaatkan untuk mengembangkan garapan seni yang
mereka geluti.
Segudang prestasi dan pengalaman telah
diraih paguyuban yang bermarkas di Jl.Gunung Wilis atau barat
Perempatan Ringin Kembar Kelurahan Kunden ini. Mulai jadi Juara Lomba
Barongan se Kabupaten Blora, juara Parade Seni Budaya Jawa Tengah,
bintang tamu Pentas Seni Budaya TMII Jakarta, bintang tamu Festival
Reyog Nasional di Ponorogo, hingga Juara Jogja International Etnich
Festival.
Semuanya itu, menurut Adi Wibodo
membutuhkan kerja keras, kerja sama dan kerja kompak dari seluruh
anggota paguyuban. Saat ditemui di sela acara Ulang Tahun ke 19
Paguyuban Seni Barongnya, 20 Mei 2018, ia mengungkapkan harapannya
agar kedepan Barongan Blora tidak hanya sebagai kesenian belaka,
namun menjadi ciri khas atau karakter daerah yang bisa dibanggakan.
“Alhamdulillah, kami bersyukur masih
bisa terus berkarya hingga usia ke 19. Bukan usia yang muda, tapi
usia yang cukup tua bagi sebuah paguyuban yang mampu untuk terus maju
dengan regenerasi yang baik dan sehat,” ucapnya.
Ia mengakui, selama 19 tahun ini sudah
berulang kali paguyubannya mengalami regenerasi baik dari segi
penari, maupun penabuh gamelannya. Meskipun sering berganti personil,
namun mereka tetap kompak dan tidak ada senioritas.
“Kunci utamanya agar bisa bertahan
itu kekompakan dan rasa saling memiliki dalam artian sudah dianggap
seperti keluarga sendiri,” lanjutnya.
Regenerasi itu menurutnya tidak hanya
datang dari sekitar lingkungan paguyuban saja. Namun banyak anak-anak
muda dari wilayah lain di Kabupaten Blora yang ingin bergabung dan
belajar mbarong di sanggarnya.
“Kami sangat terbuka, siapa saja yang
ingin belajar mbarong selalu kami persilahkan datang untuk latihan
bersama. Tidak hanya anak sekolah saja, beberapa mahasiswa seni dari
perguruan tinggi juga bergabung dengan kami,” terang Adi Wibowo.
Beberapa diantaranya mereka tidak hanya
ingin belajar menari saja, namun juga melakukan penelitian tentang
kesenian Barongan Blora.
“Dengan adanya penelitian inilah,
kami berharap literasi tentang Barongan Blora bisa semakin banyak,”
pungkasnya. (res-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar