![]() |
| Pagelaran wayang kulit kelir panjang dengan 9 dalang dan 15 sinden semakin gayeng dengan hadirnya Bagong di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, semalam. (foto: rs-infoblora) |
Pasalnya semalam merupakan malam
spesial, selain wayangan rutin malam Jumat Pon juga untuk menyambut
Hari Jadi Kabupaten Blora ke 267. Pepadi menampilkan 9 dalang
sekaligus dengan iringan 15 waranggana atau sinden.
Sejak pukul 20.00 WIB ratusan penonton
mulai memadati Pendopo Rumah Dinas Bupati untuk menyaksikan jalannya
pementasan wayang kulit. Dengan sajian kopi gratis dan krowotan,
masyarakat umum tampak antusias menyaksikan wayang sambil duduk
lesehan di atas karpet merah.
![]() |
| Bupati dan Bagong tayuban massal bersama 15 sinden disela pementasan wayang kulit. (foto: ag-infoblora) |
Tampil tiga-tiga secara berurutan,
dalang saling sahut sahutan melakonkan tokoh pewayangan. Setiap
dalang menunjukkan kepiawaiannya masing-masing dengan iringan
karawitan dari peguyuban Among Raos.
Agar semakin semarak, 15 pesinden pun
ikut dihadirkan mulai sinden senior seperti Bu Yuyun dari Desa
Karangjong Kecamatan Ngawen hingga sinden junior Mbak Dita dari Desa
Purwosari Kecamatan Blora. Kelimabelas sinden kompak mengenakan
kebaya warna merah sehingga tampak merona.
Pertunjukan wayang semakin gayeng
dengan hadirnya dagelan Bagong Ambarawa alias Jumadi bersama Bupati
H.Djoko Nugroho yang meminta seluruh sinden turun panggung untuk
tayuban bersama-sama. Sontak para penonton pun ikut bergabung untuk
“mbeso” bersama Bupati dan para pesinden. Semua tampak
guyub rukun antara pemimpin dengan rakyatnya.
“Alhamdulillah dalu punika regeng
sanget. Rasane bungah ningali Blora saget guyup rukun melestarikan
seni budaya tradisional. Apalagi ini rutin sebulan sekali setiap
malam Jumat Pon. Blora hebat,” ucap Bagong.
![]() |
| Bupati H.Djoko Nugroho didampingi Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si menikmati suguhan pertunjukan wayang kulit. (foto: rs-infoblora) |
“Terimakasih, maturnuwun untuk
semuanya yang sudah hadir. Malam ini malam spesial, karena malam
Jumat Pon bertepatan dengan pelaksanaan Kirab Pusaka dalam rangka
Hari Jadi Kabupaten Blora ke 267. Monggo nanti disaksikan
bersama-sama, dan mohon doanya agar Blora kedepan semakin maju dan
sejahtera,” bebernya.
Pementasan wayang kulit memang
bersamaan dengan Kirab Pusaka, sehingga saat adegan limbuk cangik
sempat diberhentikan sementara karena ada pemberangkatan kirab. Namun
setelah itu wayang kulit malam Jumat Pon berlanjut hingga dini hari.
Penonton pun bertahan hingga selesai meskipun tengah malam itu
diguyur hujan. (rs-infoblora)




0 komentar:
Posting Komentar