![]() |
Maraknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan anak dibawah umur mengundang keprihatinan para aktivis. (foto: is-infoblora) |
Hal
tersebut dikemukakan salah satu aktifis perlindungan anak dan perempuan
Kabupaten Blora, Anny Aisyah kemarin. Ia menyatakan bahwa dalam dua minggu
sudah ada 3 kasus pemerkosaan anak usia dini yang masuk untuk dilaporkan ke
pihak berwajib.
“Data
yang saya terima, dalam dua minggu sudah ada 3 kasus pemerkosaan yang
dilaporkan. Ketiganya terjadi di Kecamatan Blora Kota, Kecamatan Kunduran dan
Kecamatan Randublatung,” ucap Anny.
Hal
tersebut mengundang keprihatinan para pemerhati anak dan perempuan. Pihaknya
mendorong para orang tua untuk selalu memperhatikan pergaulan dan perilaku
anak-anak, dan tidak enggan melapor jika terjadi kasus asusila.
“Jika
ada perilaku aneh, orang tua kami minta segera menanyai anak tersebut. Kalaupun
ada kasus yang terjadi, segera lapor ke pihak berwajib dan identitas korban
akan dirahasiakan karena menyangkut perkembangan mental dan masa depan anak. Jangan
malu untuk lapor,” lanjutnya.
Menurutnya,
korban kebanyakan masih duduk di bangku SD. Pelaku ada yang orang terdekat
dengan korban serta ada juga yang temannya sendiri. Dengan melihat hal itu
jelas sangat meresahkan dan menjadi perhatian serius bukan hanya pemerintah
tetapi juga seluruh komponen masyarakat termasuk dari sekolah.
“Saat
ini kami bersama teman-teman aktifis lainnya sedang fokus untuk selalu
memberikan advokasi dan assement kepada anak-anak dan perempuan demi
pecegahan tindakan kekerasan dan perilaku pelecehan seksual yang berujung pemerkosaan
terhadap anak,” pungkasnya. (jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar