Gubernur Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jateng saat kunjungan ke Blora beberapa waktu lalu. Hari ini gagal ke Blora karena helikopter mengalami masalah hingga sempat berasap. (foto: tio-ib) |
SEMARANG. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo dan pimpinan Forkompimda Jawa Tengah batal melakukan pemantauan jelang
pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Blora. Helikopter MI-17 V5 yang digunakan
mengalami masalah teknis dan sempat berasap.
Sejak pukul 08.30 WIB pagi tadi, Gubernur Ganjar dan rombongan sudah berangkat melakukan pemantauan menggunakan helikopter tersebut menuju Kabupaten Purworejo. Setelah itu pemantauan berlanjut ke Kabupaten Pekalongan.
Sekira pukul 13.00 WIB, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Rencananya helikopter dengan pilot Kapten CPM Berlia Adi Nata dan co pilot Lettu CPM Faris Arandi memang akan kembali ke Lanumad Ahmad Yani Semarang untuk mengisi avtur. Namun di tengah penerbangan, asap terlihat dan bau kabel terbakar mulai terhirup dari arah kokpit.
Dua kru helikopter pun langsung membuka pintu kokpit disusul satu kru yang berada di belakang. Dengan cekatan tiga orang tersebut membawa alat-alat dan membuka bagian yang menjadi sumber asap.
Sementara itu di dalam helikopter penumpang merupakan orang-orang penting yaitu Gubernur, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi, Sekda Jawa Tengah Sri Puryono, Kajati Jawa Tengah Hartadi, Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo, dan Ketua Bawaslu Jateng Abhan Misbah.
Tidak ada pejabat yang panik ketika peristiwa terjadi karena kru dari Skadron 31/Serbu Penerbad dengan cepat mengatasi masalah tersebut. Helikopter pun tetap terbang dengan tenang ke Semarang selama mereka mengutak-atik bagian berasap dekat pintu kokpit.
Kepanikan justru terlihat dari para ajudan, mereka mengencangkan sabuk pengaman mereka. Sementara itu Gubernur Ganjar mengerutkan dahinya dengan wajah bertanya-tanya. Raut wajah Ganjar kembali normal setelah kru mengacungkan jempol tanda penanganan selesai.
Pendaratan di Lanumad Ahmad Yani berjalan mulus dan para penumpang sampai di Semarang dengan selamat. Pengisian avtur dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan. Menururt informasi, asap berasal dari gangguan panel listrik, namun tidak mengganggu instrumen lainnya.
Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi mengatakan gangguan teknis yang terjadi tidak berpengaruh pada performa helikopter, hal itu terbukti dari perjalanan yang masih bisa ditempuh tanpa gangguan.
"Instrumen lainnya masih baik. Didengar dari suaranya saja sudah kelihatan (baik-baik saja). Ini masih bisa terbang, masih baik, cuma sekecil apapun permasalahannya tetap diperiksa," kata Mayjen TNI Jaswandi, Selasa (8/12).
Jaswandi menegaskan, Helikopter buatan Rusia itu sangat bandel dan bisa digunakan di berbagai medan. MI-17 V5 tersebut dibeli sekitar tahun 2011 lalu untuk memperkuat Skadron 31/Serbu.
"Ini heli bandel, buatan rusia. Apalagi dengan dasarnya ban jadi bisa mendarat di berbagai medan," pungkas Jaswandi.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tidak panik ketika asap keluar dari arah kokpit. Ganjar percaya dengan kesigapan para kru dalam menangani masalah seperti itu.
"Enggak (tidak takut), biasa saja kalau saya," ujar Ganjar.
Sejak pukul 08.30 WIB pagi tadi, Gubernur Ganjar dan rombongan sudah berangkat melakukan pemantauan menggunakan helikopter tersebut menuju Kabupaten Purworejo. Setelah itu pemantauan berlanjut ke Kabupaten Pekalongan.
Sekira pukul 13.00 WIB, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Rencananya helikopter dengan pilot Kapten CPM Berlia Adi Nata dan co pilot Lettu CPM Faris Arandi memang akan kembali ke Lanumad Ahmad Yani Semarang untuk mengisi avtur. Namun di tengah penerbangan, asap terlihat dan bau kabel terbakar mulai terhirup dari arah kokpit.
Dua kru helikopter pun langsung membuka pintu kokpit disusul satu kru yang berada di belakang. Dengan cekatan tiga orang tersebut membawa alat-alat dan membuka bagian yang menjadi sumber asap.
Sementara itu di dalam helikopter penumpang merupakan orang-orang penting yaitu Gubernur, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi, Sekda Jawa Tengah Sri Puryono, Kajati Jawa Tengah Hartadi, Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo, dan Ketua Bawaslu Jateng Abhan Misbah.
Tidak ada pejabat yang panik ketika peristiwa terjadi karena kru dari Skadron 31/Serbu Penerbad dengan cepat mengatasi masalah tersebut. Helikopter pun tetap terbang dengan tenang ke Semarang selama mereka mengutak-atik bagian berasap dekat pintu kokpit.
Kepanikan justru terlihat dari para ajudan, mereka mengencangkan sabuk pengaman mereka. Sementara itu Gubernur Ganjar mengerutkan dahinya dengan wajah bertanya-tanya. Raut wajah Ganjar kembali normal setelah kru mengacungkan jempol tanda penanganan selesai.
Pendaratan di Lanumad Ahmad Yani berjalan mulus dan para penumpang sampai di Semarang dengan selamat. Pengisian avtur dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan. Menururt informasi, asap berasal dari gangguan panel listrik, namun tidak mengganggu instrumen lainnya.
Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Jaswandi mengatakan gangguan teknis yang terjadi tidak berpengaruh pada performa helikopter, hal itu terbukti dari perjalanan yang masih bisa ditempuh tanpa gangguan.
"Instrumen lainnya masih baik. Didengar dari suaranya saja sudah kelihatan (baik-baik saja). Ini masih bisa terbang, masih baik, cuma sekecil apapun permasalahannya tetap diperiksa," kata Mayjen TNI Jaswandi, Selasa (8/12).
Jaswandi menegaskan, Helikopter buatan Rusia itu sangat bandel dan bisa digunakan di berbagai medan. MI-17 V5 tersebut dibeli sekitar tahun 2011 lalu untuk memperkuat Skadron 31/Serbu.
"Ini heli bandel, buatan rusia. Apalagi dengan dasarnya ban jadi bisa mendarat di berbagai medan," pungkas Jaswandi.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tidak panik ketika asap keluar dari arah kokpit. Ganjar percaya dengan kesigapan para kru dalam menangani masalah seperti itu.
"Enggak (tidak takut), biasa saja kalau saya," ujar Ganjar.
Namun ia mengakui rencana
peninjauan persiapan Pilkada di Blora terpaksa batal karena pengecekan
membutuhkan waktu sekitar 1 jam sampai 2 jam sehingga banyak memakan waktu.
Oleh sebab itu Ganjar mencari alternatif lain dengan berkeliling di Kota
Semarang saja.
"Masih ada cek lagi. Kalau dicek butuh waktu sejam dua jam takut waktu tisak efektif. Maka cari yang lain saja," ujarnya.
Sedangkan di Blora sendiri sederet persiapan untuk penyambutan Gubernur dan Forkopimda telah dilakukan. Lokasi turunnya heli di lapangan Yonif 410 disiapkan lengkap dengan mobil dinas Gubernur. Begtu juga dengan jajaran forkopimda Blora sudah siap di Pendopo Kabupaten. Namun karena Gubernur batal datang, semua persiapan dibubarkan. (newsdetik | Jo-infoblora)
"Masih ada cek lagi. Kalau dicek butuh waktu sejam dua jam takut waktu tisak efektif. Maka cari yang lain saja," ujarnya.
Sedangkan di Blora sendiri sederet persiapan untuk penyambutan Gubernur dan Forkopimda telah dilakukan. Lokasi turunnya heli di lapangan Yonif 410 disiapkan lengkap dengan mobil dinas Gubernur. Begtu juga dengan jajaran forkopimda Blora sudah siap di Pendopo Kabupaten. Namun karena Gubernur batal datang, semua persiapan dibubarkan. (newsdetik | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar