Aktifitas pemotongan hewan di RPH Jagalan Blora. RPH ini sudah sangat tua dan ketinggalan dengan RPH di beberapa kabupaten/kota. |
Suyanto, salah satu petugas pemotongan hewan yang sehari-hari
menyembelih sapi di Jagalan untuk memenuhi permintaan para pedagang daging di
pasar mengungkapkan bahwa bangunan RPH ini sudah sangat lama dan sampai saat
ini belum ada perbaikan menyeluruh.
Selama 5 tahun bertugas sebagai tukang sembelih, ia menjelaskan bahwa
terakhir perbaikan adalah penambahan area pemotongan di teras depan serta
pergantian genteng. “Sudah lama memang ini belum diperbaiki lagi mas, temboknya
sudah keropos. Terakhir beberapa tahun lalu hanya diganti gentengnya dan
membuat teras depan ini untuk perluasan area pemotongan,” kata pria yang akrab
disapa Yanto Jagal ini, Rabu (23/9).
Bangunan RPH Jagalan Blora minim perbaikan dan pembaharuan alat. |
Sementara itu, Bambang salah satu warga yang tinggal di sekitar RPH
Jagalan Jetis berharap agar Dinas Peternakan Dintanbunakikan Blora melakukan
peremajaan. “Perlu diremajakan Jagalan ini, sistem pembuangan limbah hewannya
juga perlu diperhatikan lagi. Kami yang tinggal di lingkungan ini sering
terganggu dengan bau kotoran sapi sisa penyembelihan yang dibuang begitu saja
di belakang RPH. Harusnya kotoran itu bisa diolah misalnya jadi pupuk atau
biogas, bukan dibuang,” ungkap Bambang.
Diketahui bersama Blora merupakan salah satu pusat penghasil sapi di
Jawa Tengah. Sudah selayaknya memiliki RPH yang memadai, modern dan higienis.
Beberapa waktu lalu sempat terlontar rencana pembangunan RPH modern di Blora
saat bupati masih dijabat oleh Djoko Nugroho. Ia ingin membangun RPH modern
dengan meminta bantuan dana dari pusat. Namun karena masa jabatannya habis pada
11 Agustus lalu, hingga kini rencana itu belum sampai terlaksana.
(tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar