![]() |
Plt Bupati Blora dalam acara coffee morning mengajak BUMN, BUMD dan pengusaha swasta bantu atasi kekeringan. |
BLORA. BUMN, BUMD dan
pengusaha swasta lainnya harus saling membantu dan peduli mengatasi kekeringan
di Kabupaten Blora sehingga kebutuhan air bagi warga yang wilayahnya terdampak
kekeringan bisa teratasi dan tercukupi. Demikian disampaikan oleh Plt. Bupati
Ihwan Sudrajat pada acara Coffee Morning di pendapa rumah dinas, Rabu (27/08).
“BUMN, BUMD dan
swasta tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga memberikan keuntungan untuk
membantu masyarakat, saat ini Blora mengalami kekeringan dan warga butuh
ketersediaan air, oleh karena itu peran kepedulian sangat dibutuhkan,” ujar
Plt. Bupati Ihwan Sudrajat.
Menurutnya,
pemerintah kabupaten mengalami kesulitan mengatasi kekeringan sehingga perlu
mendesain sumber air dengan melibatkan pengusaha (swasta). Selain itu, kata dia,
juga perlu mencari titik-titik ketersediaan air dengan membuat tandon (depo), menyediakan pompa, dan menyediakan rumah.
“Itu bisa disediakan
dan diatasi oleh pengusaha, namun pemerintah yang akan melakukan perawatan dan
pengelolaan bersama masyarakat,” tandasnya.
Masih menurut Ihwan
Sudrajat, perlu mengambil air dari sungai Bengawan Solo. “Saya sudah
mengunjungi wilayah Kecamatan Jati, dan saya merasakan betapa warga membutuhkan
air untuk kesehariannya, belum lagi untuk kebutuhan minum ternak karena ternak
sapi saat musim seperti ini lebih banyak membutuhkan air,” ujarnya.
Coffee Morning,
selain mengundang BUMN,BUMD dan pengusaha, juga dihadiri unsur Forkopimda. Acara tersebut
difasilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora.
Kepala BPBD Blora, Sri Rahayu, mengungkapkan kebutuhan air selama musim kemarau
(bulan Juli – Nopember) tahun 2015 mencapai 4.992 tangki, sementara yang sudah
tersedia sebanyak 1.546 tangki, sehingga masih butuh 3446 tangki air.
“Ada 156
desa/kelurahan yang terdampak mengalami kekeringan, padahal tiap hari
membutuhkan 331 tangki air selama bulan Juli hingga Nopember 2015. Bulan
Agustus hingga Nopember diprediksi merupakan puncak dari kekeringan di Blora,”
tegas Sri Rahayu.
Sumber anggaran
melalui APBD, menurut Sri Rahayu, hanya mencukupi kebutuhan sebanyak 750
tangki. Beruntung, meski masih kurang telah didukung bantuan air dari Bakorwil
serta sejumlah SKPD, BUMN, BUMD, swasta dan pengusaha serta ormas.
“Namun itu masih
belum mencukupi. Langkah lainnya yang dilakukan oleh BPBD adalah membuat sumber
air kemudian membuat tandon, seperti di sekitar wilayah irigasi Gabus, Kecamatan
Blora,” kata Sri Rahayu.
Melalui acara ramah
tamah tersebut, Sri Rahayu mengajak Forkopimda, BUMN, BUMD, Swasta dan
pengusaha berfikir untuk mengatasi kekeringan. Sejumlah BUMN dan
BUMD merespon positif untuk meningatkan bantuan air kepada warga masyarakat
yang mengalami kekeringan. (Tg-DPPKKI | Jo-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.