![]() |
Pemeriksaan daging di salah satu kios penjual daging dalam Pasar Blora. |
BLORA. Dinas Pertanian, Perkebunan, Perternakan dan
Perikanan (Dintanbunnakikan) Kabupaten Blora menjamin jelang lebaran ini daging glonggongan tidak
beredar di Blora. Jenis daging (sapi/kambing) yang dijual di pasar tradisional
aman dikonsumsi.
Kepala Dintanbunnakikan, Reni Miharti, di Blora, Minggu (12/7) kemarin menyatakan pemantauan dan pengawasan secara intensif dilakukan oleh petugas kesehatan hewan di sejumlah pasar tradisional dan wilayah perbatasan selama bulan Ramadan hingga Lebaran 2015.
“Para petugas kami di lapangan (UPTD Puskeswan dan Bidang Peternakan melaporkan bahwa wilayah Blora aman dari daging glonggongan. Bagi pedagang yang nakal atau sengaja menjual daging glonggongan tentu saja akan ditindak tegas,” ujar Reni Miharti.
Sejatinya, kata Reni Miharti, pengawasan tidak hanya dilakukan menjelang Lebaran, tetapi intensif dilakukan terutama di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Selain di RPH pemantauan juga dilakukan pada pedagang dan pengepul daging di pasar tradisional.
Ia mengatakan, tingkat pengawasan yang diperketat oleh petugas kesehatan hewan (dokter hewan) sebelum Ramadan hingga setelah Lebaran 2015 dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada warga masyarakat sebelum memasak daging hewan, sehingga warga terhindar dari penyakit.
Daging hewan yang sehat, baik daging ayam, sapi atau kambing, mempunyai ciri khas warna dan kekenyalan tersendiri, di antaranya warna merah dan tidak berlendir. "Beberapa wilayah perbatasan yang menjadi titik pantau peredaran daging yaitu wilayah Kecamatan Cepu, Jati dan Kunduran," katanya.
Dijelaskan oleh mantan Kepala Dihut tersebut, Blora tidak akan kekurangan stok daging karena jumlah populasi ternak sapi dan kambing mencapai ratusan ribu ekor serta dipantau khusus oleh petugas kesehatan hewan.
Sebagian besar peternak di Blora sudah melaksanakan petunjuk yang diimbau oleh petugas kesehatan hewan, diantaranya menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan desinfektan, memberikan vitamin dan memberikan pakan sesuai aturan pemeliharaan ternak. (DPPKKI-Tg | Jo-infoblora)
Kepala Dintanbunnakikan, Reni Miharti, di Blora, Minggu (12/7) kemarin menyatakan pemantauan dan pengawasan secara intensif dilakukan oleh petugas kesehatan hewan di sejumlah pasar tradisional dan wilayah perbatasan selama bulan Ramadan hingga Lebaran 2015.
“Para petugas kami di lapangan (UPTD Puskeswan dan Bidang Peternakan melaporkan bahwa wilayah Blora aman dari daging glonggongan. Bagi pedagang yang nakal atau sengaja menjual daging glonggongan tentu saja akan ditindak tegas,” ujar Reni Miharti.
Sejatinya, kata Reni Miharti, pengawasan tidak hanya dilakukan menjelang Lebaran, tetapi intensif dilakukan terutama di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Selain di RPH pemantauan juga dilakukan pada pedagang dan pengepul daging di pasar tradisional.
Ia mengatakan, tingkat pengawasan yang diperketat oleh petugas kesehatan hewan (dokter hewan) sebelum Ramadan hingga setelah Lebaran 2015 dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan kepada warga masyarakat sebelum memasak daging hewan, sehingga warga terhindar dari penyakit.
Daging hewan yang sehat, baik daging ayam, sapi atau kambing, mempunyai ciri khas warna dan kekenyalan tersendiri, di antaranya warna merah dan tidak berlendir. "Beberapa wilayah perbatasan yang menjadi titik pantau peredaran daging yaitu wilayah Kecamatan Cepu, Jati dan Kunduran," katanya.
Dijelaskan oleh mantan Kepala Dihut tersebut, Blora tidak akan kekurangan stok daging karena jumlah populasi ternak sapi dan kambing mencapai ratusan ribu ekor serta dipantau khusus oleh petugas kesehatan hewan.
Sebagian besar peternak di Blora sudah melaksanakan petunjuk yang diimbau oleh petugas kesehatan hewan, diantaranya menjaga kebersihan kandang dengan menyemprotkan desinfektan, memberikan vitamin dan memberikan pakan sesuai aturan pemeliharaan ternak. (DPPKKI-Tg | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar