Home » , » Minim Penerus, Keberadaan Wayang Krucil di Blora Semakin Langka

Minim Penerus, Keberadaan Wayang Krucil di Blora Semakin Langka

infoblora.id on 2 Jun 2015 | 06.30

Tradisi manganan atau sedekah bumi di Desa Janjang Kecamatan Jiken, merupakan salah satu agenda tahunan yang menampilkan kesenian langka Wayang Krucil yang selalu dipenuhi warga.
BLORA. Keberadaan wayang krucil di Kabupaten Blora semakin terpinggirkan karena minimnya generasi penerus kesenian ini. Jumlah dalang wayang krucil di Kabupaten Blora pun semakin menipis, hingga kini tidak sampai 10 dalang yang masih terus aktif memainkan wayang yang terbuat dari kayu ini. Kebanyakan mereka pun sudah tua semua.

Padahal di salah satu sisi, paguyuban Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora sedang gencar-gencarnya melakukan pelestarian wayang kulit melalui agenda wayangan rutin setiap malam Jumat Pon di Pendopo Kabupaten seperti yang diberitakan beberapa hari lalu. (baca juga – Wayangan Malam Jumat Pon)

M Taufiq salah satu penggemar seni wayang, mengharapkan agar PEPADI juga mau dan bersedia menggandeng para seniman dalang wayang krucil untuk bersama-sama melakukan upaya pelestarian seni budaya yang mulai punah ini.

“Saya turut prihatin dengan kondisi seni wayang krucil saat ini. Sudah jarang generasi penerusnya yang kelak bisa meneruskan kesenian tradisional tersebut. Semoga PEPADI Kabupaten Blora tidak hanya fokus dalam pelestarian wayang kulit saja, namun para dalang wayang krucil juga diajak gabung untuk bersama-sama mengembangkan dunia pewayangan di Blora,” jelasnya.

Meski diiringi dengan gamelan seadanya, penonton tetap antusias menyaksikan
pertunjukan wayang krucil di Desa Janjang, Jumat (29/5) lalu.
Diketahui selama warga masyarakat Blora, hanya mengenal pementasan wayang krucil di Desa Janjang yang digelar setiap acara manganan atau sedekah bumi saja. Karena acara tersebut merupakan tradisi tahunan yang sudah berjalan puluhan tahun. Sedangkan wayang krucil lainnya tidak pasti jadwal pentasnya.

Tidak heran setiap pementasan wayang krucil di Desa Janjang Kecamatan Jiken selalu dipadati penonton. Seperti pada saat digelar Manganan Janjang pada Jumat (29/5) lalu, ribuan pengunjung acara Manganan Janjang berdesakan menonton pertunjukan wayang krucil yang digelar di komplek Pesarean Eyang Jatikusumo dan Eyang Jatiswara sebagai tokoh penyebar Islam di desa setempat.

“Wayang krucil di Kabupaten Blora memang semakin terpinggirkan. Yang saya tahu pentas wayang krucil yang hingga kini masih eksis ya di Desa Janjang ini. Setiap digelar tradisi manganan saya selalu datang bersama rekan dan saudara untuk nonton wayang krucil,” ungkap Agus salah satu warga Jiken yang Jumat lalu berada di Janjang menonton wayang krucil.

“Kemasan pementasan wayang krucil yang sederhana dan masih sangat tradisional di Desa Janjang pun sudah bisa menarik ribuan penonton. Apalagi jika dikembangkan dengan menyesuaikan perkembangan jaman pasti akan lebih menarik,” tambahnya.

Berdasarkan pengamatan tim info Blora, saat menyaksikan pementasan Wayang Krucil di Desa Janjang, Jumat (29/5) lalu. Memang pementasan kesenian tradisional ini masih sederhana. Iringan musik hanya diperoleh dari beberapa alat gamelan yakni satu kendang, satu gambang, satu gong, kempul, siter dan gedhok dalang. Tidak memakai gamelan karawitan secara lengkap.

Sementara itu, H Sukarno ketua PEPADI Kabupaten Blora menanggapi positif masukan yang diberikan masyarakat agar bisa ikut melestarikan wayang krucil di Kabupaten Blora. “Ini usulan bagus, sesama seniman dalang memang sudah seharusnya saling mendukung. Nanti akan kami usahakan agar wayang krucil juga bisa untuk ditampilkan di beberapa acara agar keberadaannya tidak hilang ditelan jaman,” bebernya. (rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved