![]() |
Petugas Damkar BPBD Blora berusaha mematikan sisa sisa sumber api yang menghanguskan 2 rumah warga Desa Kedungtuban. |
Kebakaran hebat diketahui warga sekitar pukul 04.20 WIB saat kebanyakan penduduk masih tertidur lelap. Yakni rumah Wahyudi dan Supadi warga RT 02 RW 01, yang keduanya bersebelahan hangus terbakar tak bersisa karena begitu cepatnya api mengamuk, mengingat kedua rumah tersebut terbuat dari kayu.
Sedangkan korban tewas adalah Tulus Anwar, saudara Wahyudi yang tinggal serumah dengannya. Namun sudah beberapa tahun ini mengidap penyakit gangguan mental. Saat peristiwa kebakaran terjadi, ia sedang tertidur lelap.
Berawal sekitar pukul 02.00, Wahyudi sepulang dari warung dirinya mendengar Tulus Anwar yang berteriak-teriak. Hal tersebut, menurut Wahyudi merupakan kebiasaan korban dan akan diam ketika diberi rokok. Sebelum tidur di kamar belakang, Wahyudi memberi rokok pada korban agar korban diam. “Setelah memberi rokok agar korban diam, saya pergi ke kamar belakang untuk tidur,” ungkap dia.
![]() |
Petugas mengumpulkan puing jasad korban yang tewas terbakar. |
Api membesar dengan begitu cepatnya. Sontak warga sekitar keluar rumah membantu Wahyudi untuk memadamkan api. Karena lokasi rumah berdempetan dengan rumah Supadi, api pun merembet dan menghanguskan rumah Supadi.
Lima mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan milik BPBD Kabupaten Blora dan Pertamia Cepu tidak bisa berbuat banyak karena rumah terbuat dari kayu. Kedua rumah tersebut hangus tak tersisa. Dan korban tewas Tulus Anwar hanya tersisa tulang belulang.
Dasiran, Camat Kedungtuban mengatakan, setelah diadakan penelitian oleh tim Muspika Kecamatan Kedungtuban, tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan dalam kejadian ini. Namun murni kecelakaan karena kelalaian.
Berdasarkan keterangan Wahyudi (saksi sekaligus korban kebakaran), kebakaran diduga karena korban menaruh puntung rokok yang masih menyala dikasur.
Sementara itu Kapolsek Kedungtuban AKP Sugiharto saat dikonfirmasi mengatakan, kebakaran hingga saat ini masih diselidiki penyebabnya, namun dari olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, tidak ditemukan adanya unsur kesengajaan. Pihaknya menduga kebakaran terjadi karena korsleting listrik. Sebab, menurut keterangan saksi, api membesar dari arah luar rumah, yakni meteran listrik. “Dugaan sementara korsleting, namun akan dikaji lagi,” ungkapnya.
Terkait kerugian, pihaknya mentaksir setiap rumah merugi sebesar Rp. 250 juta. Sebab, menurut dia, pada masing-masing rumah tersebut terdapat beberapa sepeda dan sepeda motor yang ikut terbakar. “Perabot dan dokumen penting juga banyak yang hangus,” kata dia.
Dia menambahkan, musim kemarau rawan akan kebakaran sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati. Sebab, pada musim kemarau, menurut dia, kebakaran mudah dipicu hanya dengan sumber api kecil. (Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar