![]() |
Beberapa anak-anak pasien DBD sedang diperiksa oleh petugas kesehatan. |
Kasi Sarpras Medis dan Non Medis RSU, Edy Widayat ketika dikonfirmasi, membenarkan saat ini pasien anak membeludak dan melebih kapasitas rawat inap anak.
’’Memang benar kami kebanjiran pasien anak, dan terpaksa
beberapa pasien anak kami tempatkan di lorong-lorong,’’tandasnya. Apakah mereka
terkena DBD? Edy menyatakan pihaknya tidak berhak untuk menjelaskan apakah
beberapa pasien anak itu terkena DBD atau tidak. ’’Saya tidak tahu persis, yang
jelas pasien kami melebihi kapasitas kamar perawatan anak,’’tandasnya.
Lonjakan Kasus DBD
Dia menjelaskan, kapasitas ruang perawatan anak hanya 32 kamar,
sementara jumlah pasien sekitar 46 orang, sehingga sebagian ditempatkan di
lorong-lorong. Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman (P2PLP), Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto ketika
dikonfirmasi membenarkan jika saat ini terjadi lonjakan kasus DBD.
’’Memang benar, akhir-akhir ini terjadi lonjakan kasus DBD, dan
diperkirakan akan terus bertambah hingga Maret -April,’’jelasnya.
Sebagaimana diketahui, dua bulan pada akhir 2014, yakni November dan Desember, jumlah kasus DBD meningkat signifikan dan diperkirakan peningkatan itu masih akan berlanjut hingga Februari 2015. Untuk itu, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk tersebut.
Sebagaimana diketahui, dua bulan pada akhir 2014, yakni November dan Desember, jumlah kasus DBD meningkat signifikan dan diperkirakan peningkatan itu masih akan berlanjut hingga Februari 2015. Untuk itu, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk tersebut.
Dari data yang ada, jumlah kasus DBD sejak Januari hingga
Desember 2014 sebanyak 233 kasus. Dari jumlah tersebut, dua penderita meninggal
dunia. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan, Henny Indriyanti melalui
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman (P2PLP), Lilik Hernanto.
Diungkapkan Lilik, Dinkes telah menyiapkan langkah antisipasi
merebaknya DBD, di antaranya menyiapkan bubuk abate di setiap puskesmas. Bubuk
abate antara lain berguna untuk mematikan jentik nyamuk di bak penampungan air
yang tidak mungkin dikuras. Selain itu juga melakukan pengasapan (fogging) di
desa dan sekolah yang masuk wilayah endemis DB. ’’Pengasapan di daerah endemis
DB sudah kami lakukan,’’ pungkasnya. (ud-SMNetwrok | Jo-infoblora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.