Home » , » Siap Tebang, 502 Hektare Jati Teresan KPH Randublatung Diamankan Khusus

Siap Tebang, 502 Hektare Jati Teresan KPH Randublatung Diamankan Khusus

infoblora.id on 9 Agu 2014 | 02.00

CEK LAPANGAN: Administratur KPH Randublatung, Blora,
Herdian Suhartono (tengah berdiri) bersama staf saat cek lapangan jati
di kawasan jati teresan. Foto: Wahono-ad
BLORA. Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, Blora, membentuk regu pengamanan yang bertugas secara khusus mengawasi sekitar 502 hektar kayu jati yang sudah diteres (dimatikan), dan siap tebang berlokasi di sepuluh Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH).

Tegakan jati yang sudah diteres antara satu/dua tahun itu, menurut Administratur KPH Randublatung Herdian Suhartono, Rabu (6/8), kini sebagian besar sudah mengering/meranggas, daun-daun jati sudah berjatuhan, dan jati teresan itu tinggal batang/pohon dan rantingnya.

Tegakan jati itu, rencana akan ditebang secara bertahap untuk tahun ini (2014), tahun depan (2015), dan dua tahun kemudian (2016). Tegakan jati teresan seluas 502 hektar tersebut sudah dimatikan sejak 2012, 2013 dan awal 2014.

Menurut Herdian, butuh tenaga terlatih dengan tehnis khusus saat meneres tegakan jati, sehingga pohon-pohon jati itu termanfaatkan secara maksimal. Tidak hanya itu, tambahnya, karena saat ini tegakan masih untuk sehingga perlu pengamanan khusus.

"Jajaran Polhut bersama lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) mengamankan secara khusus tegakan jati yang diteres, jika sudah kering akan ditebang untuk keperluan produksi," jelasnya.

Lahan Baru
Menurut Administratur KPH Randublatung, untuk keperluan penebangan produksi juga direncanakan dengan seksama, jika proyeksinya menebang 250 hektar tahun ini, setidaknya dua tahun lalu Perhutani sudah menyiapkan lahan hutan baru di lahan yang sama dan bisa lebih luas lagi.

Aturannya, kata dia, jati yang diteres (dimatikan) tadi butuh waktu sekitar dua tahun sebelum ditebang (diproduksi), tujuannya agar kualitas kayu menjadi bagus dan kering. Maka jika terdapat hamparan tegakan jati yang kini meranggas adalah bagian dari proses produksi.

"Program seperti itu terus berjalan untuk keseimbangan antara yang diproduksi dan ditanam, tidak asal teres dan tebang," kata Herdian Suhartono.

Terkait pengamanan bersama LMDH, lanjutnya, karena sudah ada nota kesepahaman (MoU) antara KPH Randublatung dengan LMDH, maka dalam hal ini tidak hanya bagi hasil produksi/hutan, namun juga keamanan dan bentuk lain.

"Angggota LMDH ikut bertanggungjawab dalam keamanan hutan, ikut menjaga hutan produksi dengan cara bagi hasil," tandasnya. (K-9-ad-Wawasa | Ms-infoblora)

Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved