Pages

28 Agu 2014

Kurangi Efek Pemanasan Global, Teknologi TSK Akan Dibangun di Blora

Sosialisasi penggunaan teknologi TSK untuk pengurangan efek pemanasan global di Bappeda Blora.
BLORA. TSK adalah singkatan dari Tangkap Simpan Karbon, sebuah teknologi ramah lingkungan yang menangkap CO2 sebagai penyebab pemanasan global dari sumber emisi yang besar seperti pabrik, pembangkit listrik dan pengolahan minyak. Tujuan dari TSK adalah untuk mengurangi emisi karbon di udara, sehingga udara menjadi bersih.

Keuntungan penerapan TSK berkontribusi untuk mitigasi pemanasan global, pengurangan emisi karbon secara signifikan dan sebagai penyedia energi yang stabil. Keuntungan lainnya dibangunnya TSK adalah mitigasi pemasanan global tanpa merubah pola hidup kita yang drastis. Aplikasi TSK dalam mitigasi pemanasan global akan berkontribusi pada pengurangan karbon yang cepat, selain multi effect lainnya bagi masyarakat yaitu peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Studi Penelitian Percontohan Kegunaan TSK, Dr. M. Rachmat Sule. Dosen Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini lebih lanjut menjelaskan, sejak ditemukannya mesin uap. Menurut hasil penelitian mengakibatkan suhu bumi meningkat drastis, sehingga berdampak pada perubahan iklim dan dampak negatif lainnya seperti munculnya penyakit-penyakit baru. Isu pemanasan global merupakan isu internasional yang artinya tidak hanya kewajiban satu negara tetapi seluruh umat manusia.

“Lapangan minyak gundih akan menjadi percontohan pengolahan CO2,” katanya saat diskusi pengurangan polusi udara menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan TSK di Kab. Blora di ruang serba guna Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Blora, Kamis ( 28/8 ).

Dijelaskannya, C02 ditangkap kemudian direkayasa menjadi cair dan selanjutnya diinjeksi ke bumi. Bagaimana proses karbon disimpan, dijelaskannya TSK terdiri-dari Tangkap, Angkut, Simpan. Pada tahap tangkap, karbon dipisahkan dari emisi melalui proses teknologi kimia sebelum karbon itu ditangkap. Pada bagian Angkut, karbon yang telah ditangkap dikirim melalui pipa kedalam mobil truck dalam keadaan cairan yang tidak berbahaya. 

Pada bagian Simpan, karbon disuntikkan kedalam lubang sumur minyak yang sudah tidak digunakan, pada kedalaman beberapa ribu dibawah permukaan bumi.

Yang lebih membanggakan lagi tuturnya, jika TSK bisa beroperasi maka Indonesia menjadi negara yang pertama kali menerapkan TSK di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. TSK bukan menggunakan APBN melainkan bantuan dari negara asing yang sudah menerapkan Carbon Tax seperti Jepang. Dana tersebut bisa digunakan oleh negara lain karena global warming merupakan isu global.

 “Jadi TSK merupakan teknologi mutakhir yang perlu diterapkan untuk masa depan, saat ini baru pada tahap penjajagan” jelasnya.

Kepala Bappeda Kab.Blora melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Statistik, Rini Setyowati mengatakan pengembangan ide-ide baru ini bisa dikembangkan di Kab.Blora. Penelitian ini insyaAllah akan berguna untuk Kab. Blora dalam rangka mengurangi karbon dengan menggunakan TSK.

“Pada tahun 2013 di Kab.Blora telah dilakukan uji polusi udara, dimana hasilnya tidak terlalu besar hanya di kecamatan tertentu besarnya karena debu seperti di Cepu, Jepon Kunduran,” jelasnya.

Menurutnya, Polusi yang lainnya dari dampak emisi kendaraan juga perlu dikurangi terlebih lagi Blora adalah kawasan kilang minyak dan gas. Melalui diskusi ini akan menjaring informasi dari masyarakat secara langsung dengan mengundang pihak-pihak terkait. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.