![]() |
Sosialisasi penggunaan teknologi TSK untuk pengurangan efek pemanasan global di Bappeda Blora. |
BLORA. TSK adalah singkatan dari Tangkap
Simpan Karbon, sebuah teknologi ramah lingkungan yang menangkap CO2
sebagai penyebab pemanasan global dari sumber emisi yang besar seperti
pabrik, pembangkit listrik dan pengolahan minyak. Tujuan dari TSK adalah
untuk mengurangi emisi karbon di udara, sehingga udara menjadi bersih.
Keuntungan penerapan TSK berkontribusi
untuk mitigasi pemanasan global, pengurangan emisi karbon secara
signifikan dan sebagai penyedia energi yang stabil. Keuntungan lainnya
dibangunnya TSK adalah mitigasi pemasanan global tanpa merubah pola
hidup kita yang drastis. Aplikasi TSK dalam mitigasi pemanasan global
akan berkontribusi pada pengurangan karbon yang cepat, selain multi
effect lainnya bagi masyarakat yaitu peluang lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh
Kepala Studi Penelitian Percontohan Kegunaan TSK, Dr. M. Rachmat Sule.
Dosen Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini lebih lanjut
menjelaskan, sejak ditemukannya mesin uap. Menurut hasil penelitian
mengakibatkan suhu bumi meningkat drastis, sehingga berdampak pada
perubahan iklim dan dampak negatif lainnya seperti munculnya
penyakit-penyakit baru. Isu pemanasan global merupakan isu internasional
yang artinya tidak hanya kewajiban satu negara tetapi seluruh umat
manusia.
“Lapangan minyak gundih
akan menjadi percontohan pengolahan CO2,” katanya saat diskusi
pengurangan polusi udara menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan TSK di
Kab. Blora di ruang serba guna Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kab. Blora, Kamis ( 28/8 ).
Dijelaskannya, C02 ditangkap kemudian direkayasa menjadi cair dan
selanjutnya diinjeksi ke bumi. Bagaimana proses karbon disimpan,
dijelaskannya TSK terdiri-dari Tangkap, Angkut, Simpan. Pada tahap
tangkap, karbon dipisahkan dari emisi melalui proses teknologi kimia
sebelum karbon itu ditangkap. Pada bagian Angkut, karbon yang telah
ditangkap dikirim melalui pipa kedalam mobil truck dalam keadaan cairan
yang tidak berbahaya.
Pada bagian Simpan, karbon disuntikkan kedalam
lubang sumur minyak yang sudah tidak digunakan, pada kedalaman beberapa
ribu dibawah permukaan bumi.
Yang
lebih membanggakan lagi tuturnya, jika TSK bisa beroperasi maka
Indonesia menjadi negara yang pertama kali menerapkan TSK di kawasan
Asia Tenggara dan Asia Selatan. TSK bukan menggunakan APBN melainkan
bantuan dari negara asing yang sudah menerapkan Carbon Tax seperti
Jepang. Dana tersebut bisa digunakan oleh negara lain karena global
warming merupakan isu global.
“Jadi TSK merupakan teknologi mutakhir yang perlu diterapkan untuk masa depan, saat ini baru pada tahap penjajagan” jelasnya.
Kepala Bappeda Kab.Blora melalui Kepala Bidang Penelitian dan
Pengembangan Statistik, Rini Setyowati mengatakan pengembangan ide-ide
baru ini bisa dikembangkan di Kab.Blora. Penelitian ini insyaAllah akan
berguna untuk Kab. Blora dalam rangka mengurangi karbon dengan
menggunakan TSK.
“Pada tahun 2013 di
Kab.Blora telah dilakukan uji polusi udara, dimana hasilnya tidak
terlalu besar hanya di kecamatan tertentu besarnya karena debu seperti
di Cepu, Jepon Kunduran,” jelasnya.
Menurutnya, Polusi yang lainnya dari dampak emisi kendaraan juga perlu
dikurangi terlebih lagi Blora adalah kawasan kilang minyak dan gas.
Melalui diskusi ini akan menjaring informasi dari masyarakat secara
langsung dengan mengundang pihak-pihak terkait. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.