Pages

7 Jul 2014

Jati Denok, Jati Raksasa dan Tertua di Kabupaten Blora Sebagai Monumen Alam

Pohon Jati Denok di Dk.Temanjang Ds.Jatisari Kec.Banjarejo
BLORA. Jati denok adalah salah satu pohon jati terbesar di wilayah hutan Kabupaten Blora yang usianya ratusan tahun, terletak di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Karena usianya yang sudah mencapai ratusan tahun, warga sekitar mengkeramatkan dan dijadikan sebagai pohon monumental (monumen alami).

Widodo, salah seorang warga setempat, mengungkapkan, jati denok memang mempunyai nilai magis dan diduga dihuni makhluk halus. “Para warga memang tidak berani berbuat macam-macam dengan pohonn jati tersebut, bahkan ada warga yang sering membuat sesaji,” katanya.

Bagi kalangan Perhutani, pohon jati monumental itu sudah tidak asing lagi. Namun bagi warga masyarakat awam, tentu tidak menyangka kalau usia pohon tersebut sudah lebih 3,5 abad.

Bupati Blora, Djoko Nugroho, belum lama ini menyatakan hingga sekarang jati denok masih menjadi salah satu pohon unggulan yang monumental bagi warga masyarakat, sekaligus menjadi peringatan kepada warga untuk tidak melakukan pengerusakan hutan jati.

“Saya sudah beberapa kali meninjau langsung, tidak keliru kalau itu dikatakan sebagai jati monumental, ukuran keliling bawahnya mencapai 8,39 meter dengan ketinggian sekitar 36 meter, itu sungguh luar biasa,” tegasnya.

Jati Denok yang  lokasinya di petak 62, RPH Temetes, BKPH Temanjang, wilayah Perhutani KPH Randublatung itu termasuk pohon Jati terbesar di Indonesia bahkan dunia. Sudah lama pohon jati ini menjadi pembicaraan orang. Beberapa warga mempertanyakan, apakah pohon itu dulunya sengaja di tanaman, atau tumbuh dengan sendirinya. Faktanya, pohon itu sampai sekarang sengaja tidak ditebang, kemungkinan karena faktor monumentalnya.

“Biarkan jati denok berada pada posisinya, sebagai bukti bahwa Blora pernah mengalami kejayaan hutan jati, dan sekaligus sebagai saksi sejarah kualitas terbaik kayu jati Blora,” kata Bupati

Butuh enam sampai tujuh orang untuk merangkul atau mengelilingi batang pohon Jati Denok
Dari cerita yang berkembang di masyarakat, banyak versi mengenai asal usul jati Denok itu. Diantaranya muncul cerita, adalah seorang punggawa keraton, Begede Katong yang bermaksud melamar seorang putri di daerah Gumeng, nama sebuah daerah tidak jauh dari keberadaan pohon jati.

Entah karena faktor apa, lamarannya ditolak, dan dalam perjalanan pulang Begede itu berhenti istirahat di bawah pohon jati yang berukuran cukup besar. Saat istirahat dia membayangkan kecantikan dan kemontokan putri Gumeng.

Dalam bahasa Jawa diceritakan kecantikan putri Gumeng itu disebut Denok Deblong (Jawa). Begitu tersadar dari lamunannya, Begede Kantong lantas memberi nama pohon tempat dia beristirahat dengan nama Jati Denok. Dari penuturan warga sekitar, pohon tersebut dikeramatkan. (rs-infoblora | DPPKKI Blora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan Saran serta masukan sangat berharga demi akuratnya informasi dalam portal infoblora.id ini.